BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata Kuliah Taksonomi Vertebrata mempelajari tentang hewan tingkat tinggi. Taksonomi Vertebrata adalah cabang ilmu biologi yang
mempelajari dan memahami
tentang hewan bertulang belakang, dengan mengadakan
identifikasi dari keanekaragaman hewan vertebrata.
Hewan vertebrata yang terdapat dipermukaan bumi ini
berbeda-beda. Keanekaragaman hewan vertebrata ini disebabkan oleh adanya
perbedaan struktur morfologi, anatomi dan sistem organnya.
Hewan vertebrata ini sama halnya dengan organisme
lainnya yang ada di bumi kita ini. Mereka menempati bumi ini sesuai dengan
karakter dan penyesuaian diri organisme terhadap lingkungan yang ditempatinya
di bumi ini. Kondisi lingkungan yang ditempati oleh suatu organisme tidaklah
selalu tetap, tetapi bisa mengalami perubahan, sehingga organisme harus dapat
menyesuaikan dirinya, termasuk
hewan vertebrata. Disini juga dipelajari fungsi dan manfaat hewan vertebrata bagi kelangsungan hidup
manusia.
Sebagai mahasiswa Biologi, maka kita harus memiliki
kemampuan untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang ada di lingkungan tempat
kita berada dan memanfaatkan pengamatan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang
bermanfaat.
Dengan berakhirnya materi mata kuliah Taksonomi Vertebrata,
maka untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengamati dan memahami
peristiwa yang terjadi khususnya terhadap hewan vertebrata di
lingkungan tempat kita berada dan untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Taksonomi Vertebrata,
maka dilaksanakanlah Kuliah Lapangan Taksomoni Vertebrata.
|
B. Tujuan
Tujuan kuliah lapangan ini dilaksanakan adalah :
1. Untuk mengenal habitat hewan vertebrata
2. Untuk mengenal jenis hewan vertebrata
di habitat aslinya
3.
Untuk mengidentifikasi jenis hewan vertebrata yang
diamati pada saat kuliah lapangan
4.
Untuk menyusun klasifikasi berbegai jenis hewan
vertebrata yang diamati pada saat kuliah lapangan
C. Waktu dan Tempat
Kuliah lapangan Taksonomi Vertebrata
ini dilaksanakan pada :
Hari : Minggu
Tanggal : 12
Desember 2010
Tempat :
Taman Marga Satwa Kinantan,
Bukittinggi
D. Deskripsi Daerah
Kuliah lapangan Taksonomi
Vertebrata ini dilakukan di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) di kota
Bukittinggi. Secara geografis, Bukittinggi berada pada 100,21oBT-100,25oBT
dan 00,19oLS-00,76oLS. Kota ini berada pada ketinggian
909-941 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu dikota ini berkisar 16,10oC
hingga 24,90oC. Luas wilayahnya sekitar 25,24 km2.
Bukittinggi dikelilingi oleh 3 gunung berapi, yakni gunung Singgalang, gunung
Sago dan gunung Merapi. Kota yang bermoto “Saayun Salangkah” ini berjarak 90 km
dari kota Padang, ibukota provinsi Sumatera Barat dan dapat ditempuh dalam 2
jam perjalanan lewat darat.
Taman Marga Satwa Budaya Kinantan yang menjadi lokasi kuliah lapangan
berada sekitar 500 meter dari pusat kota Bukittinggi (telah ditentukan bahwa
Jam Gadang sebagai titik nol pusat kota Bukittinggi). Dibawah ini merupakan
gambar kota Bukittinggi dari ketinggian 3083 kaki (+ 1 km), diambil
dengan aplikasi Google Earth. Garis putih menunjukkan jarak antara Jam Gadang dengan
Jembatan Limpapeh.
BAB II
DASAR TEORI
A.
PHYLUM CHORDATA
Makhluk-makhluk yang termasuk
Phylum ini merupakan kelompok besar yang berciri struktur pokok yang esensial
dalam fase-fase hidupnya. Ciri struktur itu adalah :
1. Chorda dorsalis atau notochord
Pada sebagian besar chordata mempunyai
struktur itu dan akan terjadi spesialisasi. Penyokong tubuh itu membentuk
sebagai batang dari anterior sampai ekor (cauda). Sistem saraf terletak antara
saluran pencernaan dengan batang penyokong tubuh tersebut.
2. Nerve cord (batang saraf)
Di bawah chorda dorsalis akan kita jumpai
suatu pembuuh yang berisi materi lunak yang merupakan pusat sistem saraf. Pada
bagian anterior terjadi diferensiasi menjadi bentuk bulatan yang disebut otak,
sedang struktur dasar terdapat pada chordata fase larva atau akhir larva. Dari
bantang saraf itu akan keluar tali-tali saraf yang memberikan persarafan pada
bagian-bagian tubuh
3. Brancial cleft atau Glyphus branchialis
(celah insang)
Celah jerohan (viceral) merupakan bentuk
yang bersifat universal yang terdapat pada semua chordata. Salah satu celah
viceral itu adalah celah insang yang mempunyai hubungan yang erat dengan
pernafasan. Pada Vertebrata dewasa, alat pernafasan pada bagian tertentu
mengalami perubahan menjadi kelenjar endokrin atau fungsi lain, sedang pada
Vertebrata tingkat rendah alat pernafasan itu juga digunakan dalam mekanisme
pengambilan makanan. (Jasin, 1991 : 1-2)
|
1. Acrania, yaitu kelompok Chordata yang
tidak mempunyai kranium atau otak. Anggota kelompok ini meliputi tiga yaitu
Subphylum Hemichordata terdiri atas classis Enteropneusta dan Pterobranchia;
Subphylum Tunicata terdiri atas classis Larvacea, Asideacea, dan Thaliacea; dan
Subphylum Cephalochordata hanya satu yaitu classis Leptocardii
2. Craniata, yaitu kelompok Chordata yang
memiliki kranium, archus viseral, vertebrae dan otak. Anggota kelompok ini
meliputi dua, yaitu Subphylum Agnatha terdiri dari dua classis, yaitu
Ostracodermi dan Cyclostomata; dan Subphylum Gnathostomata meliputi dua
superclassis, yaitu Superclassis Pisces yang terdiri dari tiga classis, yaitu
Placodermi, Chondrichtyes, dan Osteichtyes; dan Superclassis Tetrapoda terdiri
atas classis Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia.
Storer, et. al. (1979) membagi phylum Chordata menjadi tiga subphylum,
yaitu :
1. Subphylum Urochordata (Tunicata), terdiri
dari tiga classis yaitu classis Larvacea, Asideacea, dan Thaliacea.
2. Subphylum Cephalochordata, terdiri atas
hanya dua genus yaitu Branchiostoma dan Asymmetron
3. Subphylum Vertebrata, meliputi semua hewan
bertulang belakang (vertebrae) terdiri dari dua superclass, yaitu Superclassis
Pisces meliputi classis Ostracodermi (Cephalaspida) – Placodermi – telah punah,
Chondrichtyes, Osteichtyes; dan Superclassis Tetrapoda meliputi classis
Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia (Munaf, 2006 : 23)
B.
SUPERCLASSIS PISCES
Superclassis Pisces terdiri atas tiga
classis, yaitu :
1.
Classis Agnatha
Ciri-ciri Agnatha :
a. Mulut tanpa rahang (bentuk bulat)
b. Tubuh gilig/silindris
c. Tubuh halus tanpa sisik
d. Rangka tubuh terdiri dari tulang rawan
e. Tidak memiliki sirip berpasangan
f. Cekung hidung hanya satu, terdapat pada
bagian medial
g. Insang terletak dalam kantong insang
dengan celah insang di sisi lateral tubuh.
Classis Agnatha hanya
mempunyai satu subclassis, yaitu Cyclostomata. Classis Agnatha memiliki dua
ordo, yaitu :
a. Ordo Myxiniformes / Myxinoidia
Mulutnya dikelilingi oleh tiga sampai empat tentakel, celah insang
berjumlah 6-14 pasang. Contoh : Eptetretus
stouti
b. Ordo Petromyzontiformes / Petromyzontia
Mulut berbentuk bulat, di dalamnya ada gigi-gigi seperti parut, celah
insang hanya tujuh pasang. Contoh : Petromyzon
marinus (Munaf, 2006 : 27)
Mulut untuk mengisap, dikitari
oleh lapisan kulit yang bersungut. Tengorak dan ruas-ruas tulang punggung
terdiri dari tulang rawan. Ruas-ruas tulang punggung itu melindungi chorda
(notochord) dan batang saraf punggung (sumsum tulang punggung). Jantung terdiri
dari dua ruangan : 1 atrium dan 1 ventrikel. Sel darah terdiri dari dua macam :
sal darah putih (leukosit) dan sel darah merah (Yatim, 1985 : 193)
2.
Chondrichtyes
Ciri–ciri :
a. Rangka dari tulang rawan
b. Ada yang bersisik dan ada yang tidak
bersisik
c. Celah insang ada yang satu pasang, lima pasang
atau tujuh pasang, letak celah insang lateral, ventral
d. Mulut terletak pada sisi ventral
e. Ada yang memiliki spirakulum dan ada yang
tidak
f. Sirip berpasangan
g. Tidak memiliki gelembung udara
(pneumatosis)
h. Ada yang memiliki kloaka dan ada yang
tidak
i.
Alat
kelamin luar, jantan memiliki alat kelamin luar yang disebut
myxopterigium/clasper/gonopodium
j.
Lubang
hidung sepasang (Munaf, 2006 : 30)
Klasifikasi classis
Chondrichtyes :
a. Subclassis Elasmobranchii
Terdiri dari dua ordo :
1) Squaliformes
Bagian sisi depan sirip dada tidak berlekatan dengan bagian lateral kepala.
Contoh : Squalua acanthias
2) Rajiiformes
Bagian sisi depan sirip dada berlekatan dengan bagian lateral kepala.
Contoh : Raja erinacea
b. Subclassis Holocephalii
Ciri-ciri :
1) Celah insang sepasang pada sisi lateral
2) Tidak memiliki spirakulum
3) Tidak memiliki sisik placoid
4) Anterior sirip dada tidak melekat pada
lateral kepala
Contoh : Chimaera monstrosa (Munaf, 2006 : 30-31)
3.
Osteichtyes
Ciri-ciri :
a. Rangka dari tulang sejati
b. Mulut pada ujung moncong
c. Sirip berpasangan
d. Cekung hidung (fovea nasalis) satu pasang
dan umumnya tidak bermuara pada mulut
e. Jenis sisik cycloid, ctenoid, ganoid,
rhomboid
f. Gelembung renang (pneumatocist)
Classis Osteichtyes mempunyai
tiga subclassis, yaitu :
a. Sarcopterygii
Ciri-cirinya :
1) Sirip-sirip yang berpasangan mempunyai
bagian pangkal yang berdaging, bagian itu di dalamnya disokong oleh
elemen-elemen tulang yang kuat
2) Fovea nasalis ada yang bermuara dalam
mulut, ada yang tidak
Subclassis Sarcopterygii
terdiri dari dua ordo, yaitu :
1) Ordo Coelacanthiformes
Lubang hidung bermuara dalam rongga mulut. Contoh : Latimeria chalumuae
2) Dipteriformes (Dipnoi)
Ikan berparu-paru, sisik-sisik bermodifikasi menjadi tulang-tulang dermal
yang menutup kepala, rahang, dan lengkung dada. Sisik-sisik yang lain bertipr
sikloid, mempunyai tutup insang, mempunyai gelembung udara, dan mempunyai
kloaka. Contoh : Lepidosiren dan Protopterus
b. Branchiopterygii
Ciri-cirinya :
1) Sisik tebal berbentuk rhomboid
2) Pangkal sirip menyempit, tertutup oleh
sisik
3) Sirip punggung tersusun atas delapan atau
lebih lembaran sirip yang tersusun berderet-deret ke belakang, masing-masing
lembar sirip diperkuat oleh adanya satu spinna.
Subclassis Branchiopterygii
hanya terdiri dari satu ordo, yaitu ordo Polypteriformes dengan ciri-ciri
mempunyai sirip banyak. Contoh : Polypterus
bichir (Munaf, 2006 : 33-35)
c. Actinopterygii
Ciri-ciri :
1) Sirip yang berpasangan, tidak memiliki
pangkal yang menonjol di tubuh, sehingga lembar sirip yang ada di luar tubuh
hanya disokong oleh jari-jari sirip
2) Sisik-sisik umumnya tilakoid/ganoid
3) Ekor bertipe homocercal/bicercal
Subclassis Actinopterygii
terdiri dari atas 15 ordo, yaitu :
1) Acipenseriformes
Tubuh tertutup oleh lima baris kepingan tulang, moncong panjang/memanjang,
ekor heterocercal. Contoh : Acipenser
oxyrhynchus
2) Amiiformes
Sirip ekor termasuk diphicercal pendek, dalam pangkal sirip terdapat tulang
radius yang berlekatan dengan scapulacoracoid. Contoh : Amia calva
3) Lepidossteiformes
Sisik ganoid, moncong sangat panjang, lubang hidung pada ujung moncong,
sirip ekor adalah diphicercal pendek. Contoh : Lepidosteus ossens
4) Clupeiformes
Sisik cycloid, sirip ekor homocercal, sirip dubur dan sirip punggung tanpa
spinna. Contoh : Clupea harengus
5) Scopeliformes
Sirip dorsal dua buah, mulut besar banyak mengandung gigi, punya alat
penerangan (hidup di dasar laut). Contoh : Harpodon
nehereu
6) Cypriniformes
Mempunyai gelembung udara yang berhubungan dengan esofagus, sehingga ikan
ini bersifat physostomi. Jika gelembung udara tidak berhubungan dengan
esofagus, maka sifatnya adalah physochsty. Sirip-sirip tanpa spinna atau jika
ada hanya sebuah, baik pada punggung maupun dada, sirip perut terletak di
daerah abdomen. Contoh : Cyprimus carpio
(ikan mas)
7) Anguiliformes
Tubuh memanjang dan silindris dengan ekor pipih bilateral. Sirip punggung,
sirip dubur panjang dan sempit, bertemu di bagian belakang. Mempunyai satu
pasang atau lebih sirip dada. Semua sirip yang ada tanpa spinna. Contoh : Anguilla bicolor
8) Beloniformes
Tubuh agak memanjang dan pipih. Sisik sikloid, sirip-sirip tanpa spinna, sirip
perut terletak abdominal. Di antara anggota-anggota ada yang dapat digunakan
untuk terbang di atas permukaan air, seperti ikan terbang. Contoh : Exocoetus pecilopterus
9) Sygnathiformes
Rahang atas dan rahang bawah bersatu membentuk bangunan seperti buluh.
Sisik-sisik berupa cincin-cincin tulang. Mulut terletak di ujung moncong yang
seperti buluh itu. Contoh : Hippocampus
kuda (kuda laut)
10) Oppiocephaliformes
Kepala pipih dorsoventral, sisik sikloid dan relatif besar, gelembung
renang sangat panjang, insang mempunyai bangunan tambahan yang mampu mengambil
oksigen dari udara, seperti ikan gabus sering muncul di permukaan air untuk
menyerap udara. Contoh : Ophiocephalus
striatus
11) Synbranchiformes
Celah insang tunggal, terletak pada sisi ventral. Tubuh memanjang silindris
dan makin ke arah caudal makin kecil. Tidak memiliki sirip dada.tidak mempunyai
sisik. Sirip dorsal, ekor, dan dubur bersatu. Contoh : Monopterus albus (belut)
12) Perciformes
Memiliki sirip punggung dua buah, sirip mempunyai spinna, sirip perut di daerah
dada (pectoral). Contoh : Perca
flavesceus
13) Pleuronectiformes
Bentuk tubuh pipih dorsoventral, mata terletak pada sisi dorsal, mulut pasa
salah satu tempat bagian samping. Contoh : Hippoglossoides
platessoides
14) Echeneiformes
Termasuk ikan kecil. Sirip punggung dua buah, sirip depan mengalami
modifikasi menjadi alat pelekat untuk melekat pada ikan hiu atau hewan lain.
Contoh : Echneis nanocrates (ikan
remora)
15) Tetraodontiformes
Sisik mengalami modifikasi menjadi bangunan seperti spinna. Dinding tubuh
berupa lempeng tulang. Celah insang kecil. Contoh : Tetradon sp. (Munaf, 2006 : 36-43)
C.
CLASSIS AMPHIBIA
Ampibia
merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mewarisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan
bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan
dengan tekanan yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen
dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam ventrikel tunggal,
jantung yang beruang tigaitu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam
efisiensi peredaran dan dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi
lingkungan darat yang keras dan lebih banyak berubah-ubah (Kimball, 1999 : 931)
Nenek moyang amfibi modern berevolusi sekitar
400 juta tahun lalu dari yang bernafas di udara, air tawar, ikan bersirip daging, yaitu Sarcopterygii. Seperti namanya, amfibi
sebagian hidup di air dan sebagian lagi di darat,
tidak pernah bertualang jauh dari habitat lembab.
Sebagian besar amfibi bertelur di dalam air. Larva, yang bernafas dengan insang,
yang dikenal sebagai kecebong (polywogs). Beberapa amfibi
diragukan dengan reptil.
terutama kadal, karena
kesamaan umum bentuk
tubuh. Namun, hampir semua
reptil dimiliki skala
dan tidak berlendir,
sedangkan amfibi biasanya
memiliki kulit, mulus
licin tanpa sisik
(Boolotian, 1981: 361)
Ciri-ciri khusus :
1. Kulit selalu basah dan berkelenjar (yang
masih senang di air atau dekat air), tidak bersisik luar
2. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan
atau berenang; berjari 4-5 atau lebih sedikit; tidak bersirip
3. Terdapat dua buah nares (lubang hidung
sebelah luar) yang menghubungkan dengan cavum oris. Padanya terdapat klep untuk
menolak air (waktu dalam air). Mata berkelopak yang dapat digerakkan; lembar
gendang pendengarterletak di sebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang
dapat dijuurkan ke muka.
4. Skeleton sebagian besar berupa tulang
keras, tempurung kepalanya memiliki dua condyl; bila memiliki costae (tulang
rusuk) tidak menempel pada sternum (tulang dada)
5. Cor terbagi atas tiga ruang, yakni dua
ruang auricula (serambi) dan satu ruang ventriculum (bilik), mempunyai satu
atau tiga pasang archus aorticus; erythrocyt berbentuk oval dan bernukleus.
6. Pernafasannya dengan insang, paru-paru dan
kulit atau celah mulut (rima oris). Pernafasan itu dapat terpisah atau
kombinasi paru-paru dan kulit atau insang kulit. Insang terdapat dalam beberapa
fase dalam sejarah hidupnya; memiliki pita suara baik pada kintel maupun pada
katak.
7. Otak memiliki 10 pasang nervi cranialis
8. Suhu tubuh tergantung pada lingkungannya
(poikilotermis)
9. Fertilisasi terjadi di luar atau di dalam
tubuh, kebanyakan ovipar; berkuning telur (yolk) dan terbungkus oleh zat
gelatin; membelah secara holoblastis; tidak memiliki membrana embryonic. Larva yang hidup di air mengalami fase
metamorphosis menjadi hewan dewasa (Jasin, 1991 : 73-74)
Klasifikasi Amphibia dapat
dibagi menjadi empat ordo, yaitu :
1.
Ordo Apoda
Tubuh berbentuk panjang, gilig, langsing
seperti cacing. Tidak mempunyai tungkai maupun gelang panggul, mata praktis
buta. Kulit beralur-alur transversal sehingga seakan-akan kulit itu berkerut.
Bersisik kecil menempel di dalam alur-alur kulit. Hewan jantan memiliki alat
kelamin luar. Tengkorak padat, dan merupakan modifikasi yang sesuai dengan
kehidupan di dalam saluran-saluran tanah. Ordo ini mencakup satu familia
Caeciliidea dengan contoh spesies Ichtyophis
glutinosa
2.
Ordo Trachystomata
Ordo ini mencakup dua genus yang maju yaitu
Siren dan Pseudobranchus dan sejumlah anggota yang telah punah yang hidup pada
jaman Kreta. Anggota Trachystomata umumnya diklasifikasikan bersama dengan
anggota Caudata, tetapi sebenarnya menunjukkan perbedaan yang jelas dengan
salamander, terutama struktur vertebranya yang menyerupai aistopoda dan
nectridia. Bentuk tubuhnya seperti sidat, pada vertebra ekor dan arcus-arcusnya
melebar, tungkai belakang tidak ada, tungkai depan sangat kecil. Pada
fosil-fosil Trachystomata tidak ditemukan adanya tungkai. Hal ini mungkin
disebabkan karena gelang bahu terpisah dari rangka yang ada sehingga tulang
tungkai terpisah dari sisa-sisa tubuh pada waktu hewan mati.
3.
Ordo Caudata (Urodela)
Ordo ini memiliki ciri-ciri tubuh dapat
dibedakan atas kepala, badan, ekor dan tungkai. Kulit tidak bersisik. Hewan ini
bergigi pada kedua rahangnya. Larva mirip dengan hewan dewasa.
Salamander maju memiliki ciri tubuh :
tubuh langsing, ekor langsing, tungkai agak lemah. Seperti halnya keompok
amfibi maju, anggota Caudata juga menunjukkan kecenderungan adanya penyusutan
tulang-tulang tengkorak.
Metamorphosis ditandai dengan munculnya
tungkai belakang, berkembangnya paru-paru, terabsorbsinya insang luar,
menutupnya celah insang. Setelah metamorphosis tidak banyak mengalami perubahan
struktur dan kebiasaanya, tidak seperti katak. Beberapa anggota Caudata tetap
mempertahankan insang luarnya sepanjang hidup, meskipun paru-paru berkembang.
Anggota Plethodontidae kehilangan insangnya, tetapi paru-paru tidak berkembang.
4.
Ordo Anura
Anggota ordo Anura memiliki ciri-ciri
tubuh pendek lebar dan kaku, kepala dan badan bersatu, tanpa leher dan ekor,
tungkai depan lebih kecil dan lebih pendek daripada tungkai belakang (Munaf,
2006 : 59-60, 63).
Kebanyakan permukaan atas dari tubuh Anura
tidak seluruhnya tertutup tulang. Bagian dari kondrokranium masih belum
mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipitalnya mengeras, dan
masing-masing memiliki kondile bersambung dengan vertebrae pertama (Sukiya, 2001
: 31)
D.
CLASSIS REPTILIA
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama
sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak
mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap jarinya
bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas
dengan paru-paru (http://ksh.biologi.ugm.ac.id).
Sisik atau squamata pada
Reptilia terjadi oleh hasil cornifikasi stratum corneum. Jadi berarti terjadi
dari lapisan epidermis bukan dari dermis. Tetapi walaupun demikian ia tidak
akan terbentuk tanpa aktivitas dermis. Aktivitas ini berupa penonjolan dermis
untuk membentuk papila dermis. Papila ini tumbuh miring ke arah posterior.
Kemudian pada permukaan luarnya terjadi cornifikasi (Suntoro, 1994 : 141)
Ciri-ciri khusus :
1. Tubuh dibungkus oleh kulit kering yang
menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atau bercarapace, beberapa ada
yang memiliki kelenjar permukaan kulit
2. Mempunyai dua pasang anggota yang
masing-masing 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk berlari, mencengkeram
dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung,
dan pada ular bahkan tidak memilikinya
3. Skeletonnya mengalami penulangan secara
sempurna, tempurung kepala mempunyai satu condylus occipitalis
4. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 3
ruangan, dua auricula dan sebuah ventriculus (pada Crocodilia terpisah menjadi
dua, tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat sepasang
archus aorticus, ber-erythrocyt dengan bentuk oval dan dengan nukleus.
5. Pernafasan selalu dengan paru-paru; pada
penyu bernafas juga dengan cloaca
6. Memiliki 12 nervi cranialis
7. Suhu tubuh tergantung pada lingkungan
8. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh;
biasanya mempunyai alat kopulasi; telur besar dengan banyak yolk, berselaput
kulit lunak atau bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan di suatu tempat
dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular
dierami oleh sang betina
9. Segmentasi secara meroblastis, mempunyai
membran embryonis (amnion, chorion, yolksacc dan allanthois). Anak yang
lahir/menetas mirip dengan yang dewasa, tidak ada metamorphose (Jasin, 1991 :
100-101)
10. Pembagian columna vertebralis (tulan punggung)
menjadi lima daerah tertentu seperti halnya pada mamalia mulai tampak yang pada
buaya pembagian ini sudah sempurna
11. Ginjal bertipe metanefros seperti pada
burung dan mamalia (Munaf, 2006 : 77)
Reptilia
mencakup 19 ordo, empat diantaranya yang anggota-anggotanya masih hidup ialah :
1.
Ordo Testudinata
Tubuh bulat pipih dan umunya relatif
besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung disebut
carapace, sedangkan perisai sebelah ventral datar disebut plastrton. Kedua
bagian perisai itu digabungkan pada bagian laterla bawah, dibungkus oleh kulit
dengan lapisan zat tanduk sebagai gantinya. Tulang quadrat pada cranium
mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah
digerakkan. Costae biasanya menjadi satu dengan perisai. Ovipar, telur
diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik
di darat maupun di air. Cloaca dapat berfungsi membantu pernafasan di dalam
air. Contoh : Chelonia mydas (penyu
hijau)
2.
Ordo Rhynchocephalia
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai
bentuk serupa kadal, berkulit tanduk dan bersisik, bergranula; punggungnya
berduri pendek. Tulang rahangnya mudah digerakkan. Columna cerebralisnya adalah
amphicoel, memiliki costae abdominalis. Contoh yang masih hidup yng terdapat di
Australia : Sphenodon punctatum
(tuatara)
3.
Ordo Squamata
Kulit dilapisi oleh epidermis yang
menanduk atau dibungkus oleh zat tanduk. Hubungan rahang bawah dengan tulang
quadrat pada cranium bebas. Columna vertebralisnya adalah procoel. Hemipenis
adalah ganda. Muara anus adalah transversal.
a. Subordo Sauria / Lacertilia
Tubuh berbentuk silindris, mempunyai dua pasang ekstremitas, atau
teredusir. Cingulum anterior (pectoral girdle) dan cingulum posterior (pelvic
girdle) tumbuh baik. Contoh : Varanus
komodoensis (komodo), Maboya
multifasciata (kadal)
b. Subordo Serpentes / Ophidia
Tubuh tidak memiliki ekstremitas, walaupun sisanya ditemukan pada spesies
tertentu. Mandibula terikat seluruhnya dengan ligament; gigi bulat panjang; di
antara spesies yang berbisa memiliki gigi taring, taring atas yang berfungsi
sebagai alat penyuntik “bisa”. Contoh : Naya
tripudont (ular kobra)
4.
Ordo Crocodilia / Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing,
rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek dengan jari-jari berselaput tebal
(web), ekor panjang, kulit tebal dan mengalami kornifikasi. Jantung terbagi
atas 4 ruangan terpisah. Ovipar. Telinga berlubang kecil. Contoh : Crocodylus americanus (Jasin, 1991 :
108-111)
E.
CLASSIS AVES
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi
untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif.
Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan
bersusun rapat. Bulu bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu
menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot otot terbang yang kuat. Gigi-giginya
menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu
menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu
mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan
tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang
rumput, pesisir
pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan,
dan wilayah kutub.
Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya (http://id.wikipedia.org/wiki/Burung)
Perbedaan utama antara burung dan
reptil berkaitan dengan
adaptasi burung yang
melibatkan penerbangan dan
endothermy (homeothermy). Kedua fungsi unggas
fundamental adalah sangat tergantung pada struktur
bulu. Evolusi bulu
sebagai derivat epidermis
khusus dan modifikasi
bulu untuk berbagai
fungsi, oleh karena itu, proses kunci
dalam radiasi adaptif
dan keberhasilan ekologi
burung sebagai sebuah
kelas. Mungkin tidak dalam
kelompok besar lainnya
vertebrata telah sukses
secara evolusi begitu ditentukan
oleh penampilan dari
fitur struktural tunggal
seperti dalam kasus
burung dengan bulu-bulu mereka sangat dimodifikasi
(Mc.Farland, 1979 : 536)
Ciri-ciri khusus :
1. Tubuh terbungkus oleh bulu
2. Mempunyai dua pasang anggota (ekstremitas), anggota anterior (sepasang)
mengalami modifikasi sebagai sayap, sedang sepasang anggota posterior
disesuaikan untuk hinggap dan berenang (web) masing-masing kaki berjari 4 buah;
cakar terbungkus oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
3. Skeleton kecil dan baik, kuat dan
penulangannya sempurna; pada mulut terdapat bagian yang terproyeksi sebagai
paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh lapisan zat tanduk; pada burung
yang terdapat pada masa kini tidak bergigi; tempurung kepala memiliki sebuah
condylus occipitalis; lehernya sangat fleksibel; tulang-tulang pembentuk
pelvicus bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbuka;
tulang sternum membesar dan biasanya memiliki suatu cuatan sebelah median,
jumlah vertebrae ekor sedikit dan mengalami pemadatan
4. Cor terdiri atas 4 ruangan yakni dua
auricula; hanya archus aorticus kanan yang masih ada, erythrocyt berinti,
berbentuk oval dan convex
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang
kompak, yang menempel pada costae dan berhubungan dengan kantung udara (saccus
pneumaticus) yang meluas pada alat-alat dalam; memiliki kotak suara atau syrinx
pada dasar trachea
6. Tidak memiliki vesica urinaria; zat-zat
eksresi setengah padat; pada hewan betina biasanya hanya memiliki ovarium kiri
dan oviduct kiri
7. Memiliki 12 nervi cranialis
8. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
9. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh; telur
memiliki yolk besar terbungkus oleh cangkok yang keras, untuk meneas diperlukan
pengeraman; segmentasi meroblastis, memiliki membran embryonica (amnion,
chorion, yolksacc, dan allanthois) semua perkembangan dalam telur. Anak-anaknya
yang masih muda dierami, disuapi makanan dan dijaga oleh induknya, kecuali pada
Megapoda (Jasin, 1991 : 113-114)
Aves terbagi ke dalam dua
subclassis, yaitu :
1. Subclassis Archaeornithes
Burung-burung yang masih mempunyai
beberapa sifat Reptilia. Burung-burung dari subclassis ini semuanya sudah
punah. Contoh : Archaeopteryx lithografis
2. Subclassis Neornithes
Sering disebut burung sebenarnya, dibagi
atas :
1) Struthioniformes
Contoh : Struthio camelus
2) Casuariiformes
Contoh : Casuarius casuarius (kasuari)
3) Aephyornithiformes
Contoh : Aephyormis (burung
gajah)
4) Dinorthiformes
Contoh : Dinornis sp.
5) Apterygiformes
Contoh : Apteryx australis (burung
kiwi)
6) Rheiformes
Contoh : Rhea americana
7) Galliformes
Contoh : Gallus gallus (ayam)
8) Columbiformes
Contoh : Columba livia (merpati)
9) Strigiformes
Contoh : Bubo virgianus (burung
hantu)
10) Ciconiformes
Contoh : Ardea herodrias
11) Anseriformes
Contoh : Anas platyrhynchos (itik)
12) Passiformes
Contoh : Leocopisar rotchildi (jalak
bali)
13) Falconiformes
Contoh : Falco peregrinus (elang)
14) Tinamiformes
Contoh : Eudromia elegans
15) Podicipediformes
Contoh : Podiceps cristalis
16) Gaviiformes
Contoh : Gavia immer
17) Sphenisciformes
Contoh : Aptenodytes forsteri
18) Procellariformes
Contoh : Diomedea nigripes (albatros)
19) Pelecaniformes
Contoh : Pelecanus consipicillasis (pelikan)
20) Gruiformes
Contoh : Turnix suscicator (puyuh)
21) Charadriformes
Contoh : Larus marinus
22) Psittaciformes
Contoh : Psittacula alexandrii
23) Cucuformes
Contoh : Cuculus canorus
24) Caprimulgiformes
Contoh : Caprimulgus vociferus
25) Apodiformes
Contoh : Colibri coruscans
26) Trogoniformes
Contoh : Trogon viridis
27) Colliformes
Contoh : Colius macrourus
28) Coraciiformes
Contoh : Buceros bicornis
29) Piciformes
Contoh : Dinopium javanense (Jasin,
1991 : 133-136; Munaf, 2006 : 92-107)
F.
CLASSIS MAMMALIA
Ada beberapa
mamalia yang bertelur, seperti ikan guppy dan hiu martil. Hal ini karena tidak
melahirkan bukanlah ciri utama hewan mamalia. Tapi adalah soal menyusui dan
memiliki kelenjar susu pada betina tadi merupakan ciri utamanya. Hewan mamalia
memiliki beberapa ciri, misalnya memunyai jantung dengan empat ruang, tubuhnya
ditutupi bulu, ujung telinganya bercuping (lancip), memiliki kelenjar peluh,
dan bernapas melalui paru-paru.
Mamalia terdiri
dari 5.487 spesies dari 46 ordo. Diketahui saat ini hampir 25 persen spesies
mamalia terancam punah. Sedikitnya 1.141 spesies menyusut drastis. Populasi
spesies yang paling menurun jumlahnya adalah jenis primata Asia, misalnya
gajah. Hal itu terjadi karena rusaknya hutan tempat gajah liar tinggal. Di sisi
lain, hewan mamalia merupakan hewan yang dikenal paling dapat bertahan dari
perubahan lingkungan sehingga berumur panjang. Hal ini disebabkan karakter
hewan ini paling variatif.
Bukan hanya
tersebar sebagai hewan darat, air, dan udara. Ukurannya yang beraneka ragam,
terkecil (2,5-12 sentimeter) hingga terbesar (33 meter) memiliki sehingga dapat
tinggal di tempat dengan berbagai karakter dan cuaca. Mulai dari gua, lubang,
tempat sempit, laut, hingga gurun pasir, hingga padang rumput. Beberapa hewan
lain yang termasuk jenis mamalia di antaranya adalah harimau, orang utan, rusa,
ikan paus, tikus, hiu, kelinci, kanguru, kelelawar, tapir, dan unta. Diketahui
enam dari 10 hewan paling cerdas berasal dari kelompok mamalia (http://www.koran-jakarta.com)
Mammalia
diduga berasal dari reptil Sinodon (periodik Triassik) yang gigi-giginya
berdiferensiasi. Mammalia pada zaman itu kecil, tetapi kemudian terbentuk
mammalia yang besar-besar. Marsupialia dan insektivora muncul dalam zaman
Kretaseus. Mammalia berplasenta diduga berasal dari mammalia insektivora (Brotowidjoyo,
1990 : 233)
Ciri-ciri khusus :
1. Tubuh biasanya diliputi bulu atau rambut yang lepas secara
periodik. Kulit banyak mengandung kelenjar, yaitu kelenjar sebacius, keringat,
bau dan susu
2. Cranium (tulang tempurung kepala) memiliki
dua occipitale condyle; vertebrae leher biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor
biasanya panjang dan dapat digerak-gerakkan.
3. Regio nasalis (bagian dari hidung) umumnya
silindris; mulutnya mengandung gigi (jarang tidak terdapat) yang tertanam dalam
kantung (alviola). Gigi itu terletak pada kedua belah rahang dan
berdiferensiasi sesuai dengan makanannya, lidah mudah digerak-gerakkan,
memiliki pelupuk mata yang mudah digerakkan; alat pendengar memiliki daun
telinga.
4. Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali
anjing laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang); masing-masing kaki
memiliki kurang lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan
keperluan berjalan, lari, memanjat, membuat lubang atau berteracak dengan
bantalan-bantalan daging
5. Cor (jantung) sempurna terbagi atas empat
ruangan (dua auricula, dua ventricula); hanya archus sinistrum masih ada;
erythrocytnya tidak berinti, biasanya bulat
6. Pernafasan hanya dengan pulmo (paru-paru),
larynx mempunyai tali suara; memiliki musculus diaphragmaticus yang sempurna
memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis
7. Memiliki vesika urinaria, hasil ekskresi
berupa cairan urin
8. Memiliki 12 nervi cranialis; otak
berkembang baik. Kedua cerebrum dan cerebellum besar
9. Suhu tubuh tetap (homoiothermis)
10. Pada hewan jantan memiliki alat kopulasi
berupa penis; testis umunya terdapat dalam scrotum yang terletak di luar
abdomen. Fertilisasi terjadi di dalam; telur biasanya kecil tanpa cangkok dan
tinggal dalam uterus untuk tumbuh selanjutnya; memiliki membran embryonyca
(amnion, chorion, yolksacc, dan allanthois); biasanya memiliki placenta yang menghubungkan
embryo dengan dinding uterus yang digunakaan untuk nutrisi dan respirasi;
anaknya diasuh setelah lahir dan disusui (Jasin, 1991 : 137-138)
Classis Mammalia dibedakan
atas dua subclassis, yaitu :
1.
Subclassis Prototheria
Anggota suclassis ini mempunyai ciri-ciri
yaitu tidak punya daun telinga, hewan muda bergigi hewan dewasa berparuh,
mempunyai kloaka, kelenjar susu tanpa puting, testes abdominal (terletak di
dalam rongga abdomen, tidak turun ke dalam kantung buah zakar), bersifat
ovipar. Tersebar di daerah Australia, Tasmania dan Irian. Subclassis ini hanya
mencakup satu ordo Monotremata dengan dua contoh spesies : Ornithorhynchus (cungur bebek) dan Echidna.
2.
Subclassis Theria
Anggota subclassis ini mempunyai ciri-ciri
yaitu umumnya mempunyai daun telinga, gigi-gigi terdapat baik pada hewan muda
maupun hewan dewasa, tanpa kloaka, kelenjar susu dengan puting, testes umumnya
terletak di dalam kantung buah zakar, bersifat vivipar.
Subclassis ini dibedakan atas dua
infraclassis, yaitu :
a.
Infraclassis Metatheria
Anggota dari infraclassis ini memiliki ciri khas yaitu hewan betina
mempunyai kantung di bawah perut, kelenjar susu terdapat di dalam kantung,
embrio tanpa placenta (uri), anak yang dilahirkan prematur. Infraclassis ini
hanya mencakup satu ordo, yaitu Marsupialia. Contoh : Macropus (kanguru)
b.
Infraclassis Eutheria
Anggota infraclassis ini mempunyai ciri khas yaitu tanpa kantung, testes
terletak di dalam kantung buah zakar, embrio dengan placenta, anak yang
dilahirkan sudah berkembang lebih jauh. Infraclassis ini mencakup 16 ordo,
yaitu :
1) Ordo Insectivora
Anggota ordo ini mempunyai ciri-ciri
yaitu ukuran kecil, berambut halus seperti beludru, moncong panjang dan pipih,
tiap kaki berjari lima, gigi runcing dan tajam dapat dibedakan atas gigi seri,
taring depan dan taring belakang, placenta berbentuk bulat (discoidal), hewan
darat yang aktif di waktu malam (nocturnal).
Ordo ini mencakup sejumlah familia,
salah satunya ialah familia Soricidae. Contoh : Crocidura fuliginosa
2) Ordo Dermoptera
Anggota-anggotanya mempunyai ciri
khas yaitu mempunyai lipatan kulit yang membentang mulai dari sisi kepala ke
tungkai depan, ke samping badan teru ke tungkai belakang sampai ekor, aktif di
waktu malam, dapat melayang di udara. Ordo ini hanya mencakup satu familia
Cynocephalidae dengan contoh spesies Cynocephalus
variegates (kubung)
3) Ordo Chiroptera
Anggota-anggotanya mempunyai ciri
khas yaitu tungkai depan berubah menjadi sayap untuk terbang, sayap disokong
oleh jari kedua dan kelima yang memanjang, tungkai belakang lemah,
masing-masing berjari lima yang ujungnya bercakar dan runcing; mata kecil
penglihatan lemah; daun telinga jelas; aktif di waktu malam. Contoh : Pteropus
vampirus (keluang)
4) Ordo Primata
Memiliki ciri-ciri yaitu tubuh tertutup oleh rambut, tungkai-tungkainya
sedikit banyak bersifat prehensil, kelima jari dilengkapi kuku yang pipih, ibu
jari lebih pendek daripada yang lain, cara berjalan plantigrad, orbita bulat
menghadap ke depan dan dikelilingi cincin tulang, biasanya mempunyai tulang
selangka, testes terletak dalam kantung buah zakar, kelenjar susu sepasang di
daerah dada (pectoral) dengan puting susu, placenta discoidal (bulat) atau
metadiscoidal, hidup arboreal. Contoh : Hylobates
lar (owa)
5) Ordo Edentata
Anggota ordo ini mempunyai ciri-ciri yaitu ada yang mempunyai gigi dan ada
yang tidak, bila bergigi tidak mempunyai gigi seri dan taring, jari-jari
bercakar, testes abdominal. Contoh : Bradypus
sp.
6) Ordo Pholiodota
Mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh tertutup oleh sisik-sisik dari bahan tanduk
tersusun rumpang tindih, rambut-rambut terletak di antara sisik-sisik, moncong
memanjang, tanpa gigi sama sekali, lidah panjang lekat dan dapat dijulurkan,
telinga mereduksi, tungkai pendek masing-masing berjari lima, pada tungkai
depan cakar tumbuh memanjang,aktif di waktu malam, suka menggali lubang. Contoh
: Manis javanicus (trenggiling)
7) Ordo Lagomorpha
Mempunyai ciri-ciri yaitu pada rahang atas terdapat dua pasang gigi seri
yang tersusun di depan dan dua di belakang, tidak memiliki taring, tulang
kering dan tulang betis bersatu, testes terdapat di dalam kantung buah zakar
(skrotum), ekor pendek, telapak kaki berambut, jari-jari kaki belakang
bercakar. Contoh : Nesologus aetscheri
(kelinci sumatra)
8) Ordo Rodentia
Mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh kecil, tungkai berjari lima masing-masing
bercakar, gigi seri pada rahang atas hanya sepasang berbentuk seperti pahat,
tumbuh terus, tanpa taring. Testes abdominal, placenta discoidal. Contoh : Ratus sabanus
9) Ordo Cetacea
Memiiki ciri-ciri yaitu tubuh berbentuk umparan menyerupai ikan,
rambut-rambut hanya terdapat di daerah moncong, kepala besar seringkali
runcing, tanpa leher, mata dan lubang telinga sangat kecil, lubang hidung di
sisi dorsal kepala, tungkai depan berubah menjadi alat seperti dayung,
jari-jari terbungkus kulit, tanpa cakar, tungkai belakang tidak ada, ekor
panjang ujungnya berkedudukan horizontal dan terbelah menjadi dua bagian kiri-kanan
yang simetris, sirip punggung terdapat pada beberapa jenis, berdaging tanpa
disokong oleh elemen-elemen tulang, di bawah kulit terdapat lapisan lemak yang
tebal, tengkorak berpori-pori seperti spons dan mengandung lemak, testes
abdominal. Contoh : Orsaella brevirostris
(pesut)
10) Ordo Carnivora
Mempunyai ciri-ciri yaitu gigi-gigi dengan tepi yang tajam, taring besar,
gigi seri kecil berjumlah 6 pada tiap rahang, jumlah kaki pada tiap kaki tidak
kurang dari empat dan pada ujungnya bercakar runcing dan tajam, kelenjar susu
abdominal. Contoh : Felis bengalensis
(kucing hutan)
11) Ordo Tubulidentata
Memiliki ciri-ciri yaitu tubuh kaku menyerupai babi, kulit sangat tebal
tertutup oleh rambut-rambut yang jarang-jarang, moncong panjang, tubular
(berbentuk bulat, daun telinga panjang, tegak dan runcing. Contoh : Orycteropus afer.
12) Ordo Probosicidea
Mempunyai ciri-ciri yaitu bertubuh besar, mempunyai belalai, lubang hidung
di ujung belalai, kulit tebal, rambut tersebar, mata kecil, tekinga lebar,
tungkai besar menyerupai tiang, kaki berjari lima, gigi seri atas berubah
menjadi gading, tidak bertaring. Contoh : Elephas
indicus (gajah asia)
13) Ordo Hyracoidea
Mempunyai ciri-ciri yaitu bibir atas terbelah, daun telinga pendek, ekor
sangat mereduksi, kaki depan berjari empat, kaki belakang berjari tiga, testes
abdominal, mamae enam pasang, empat pasang di daerah inguinal (lipat paha) dan
dua pasang di daerah axillar (ketiak). Contoh : Hyrax sp.
14) Ordo Sirenia
Mempunyai ciri-ciri persamaan tubuh berbentuk kumparan, tungkai belakang
tidak ada, tungkai depan berubah menjadi alat menyerupai dayung, ekor pipih
horizontal terbelah menjadi bagian kiri-kanan, lubang hidung terletak pada sisi
dorsal moncong, testes abdominal, mamae satu pasang di daerah pectoral. Contoh
: Halicore dugong (ikan duyung)
15) Ordo Perissodactyla
Mempunyai ciri-ciri yaitu ukuran tubuh besar, jari-jari berteracak, jari
tengah kaki-kakinya tumbuh membesar dan menjdai tumpuan berat badannya, mamae
di daerah inguinal. Contoh : Tapirus
indicus (tapir)
16) Ordo Artiodactyla
Mempunyai ciri-ciri persamaan yaitu kaki depan dan kaki belakang mempunyai
jari-jari sedikitnya satu pasang, umumnya dua pasang, masing-masing kaki
berteracak, mamae satu pasang atau beberapa pasang, bila satu pasang terdapat
di daerah inguinal, bila beberapa pasang di daerah abdominal. Contoh : Sus barbatus (babi hutan) (Munaf,
2006 : 110-122)
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN, KLASIFIKASI DAN
PEMBAHASAN
1. Classis Mammalia
a.
Cervus unicolor
(Rusa air)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Cervidae
Genus : Cervus
Species : Cervus unicolor
(Rusa air)
Deskripsi :
Rusa sambar adalah sejenis rusa yang ukuran tubuhnya termasuk besar.
Berasal san menempati padang rumput yang ditumbuhi pepohonan dan hutan bersemak
di Sumatra dan Kalimantan
Ciri – ciri :
- Ciri yang menonjol adalah tubuhnya yang termasuk besar dan bulunya yang kasar berwarna Coklat muda mendekati warna pasir
- Tinggi Rusa sambar dari kaki sampai dengan punggung antara 102 – 160 cm, dengan panjang ekor 20 – 40 cm
- Berat badan Rusa sambar dewasa bisa mencapai 546 kg
- Hidup dengan kelompok yang kecil antara 5 – 6 ekor, yang terdiri dari 1 ekor Rusa sambar jantan, betina dan anak–anaknya
|
b.
Axis axis
(Rusa tutul)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Cervidae
Genus : Axis
Species : Axis axis
(Rusa tutul)
Deskripsi :
Jenis rusa ini memiliki tubuh dengan ukuran sedang. Panjang tubuhnya
sekitar 1,5 meter dengan tinggi 0,6 meter hingga 1 meter. Berat badannya
sekitar 85 kg. Tubuhnya agak coklat kemerahan dengan bintik-bintik berwarna
putih. Pada individu jantan, warna tubuhnya cenderung lebih gelap dan agak
kehitaman. Mereka memiliki khas bertanduk dengan cabang tiga yang panjangnya
dapat mencapai 75 cm. Umurnya sekitar 20-30 tahun.
Masa kawin dari rusa tutul sekitar bulan April hingga Agustus. Masa
gestasi (kehamilan) sekitar 7,5 bulan. Tiap kelahiran biasanya terdapat dua
anak, namun kadang-kadang satu atau tiga. Namun pada rusa yang ada di
penangkaran, biasanya hanya ada satu anak tiap kelahiran. Berat anak pada saat
dilahirkan sekitar 3 kg. Anaknya akan
terus disusui induknya hingga anak rusa dapat berjalan dan menjelajah dalam
kelompok secara aman. Anak rusa jantan akan matang secara seksual pada umur 14-17
bulan (betina) atau 30 bulan (jantan).
Rusa tutul memiliki berbagai jenis suara selain berteriak yang terjadi
selama masa kawin. Ada juga suara memekik pada anak rusa ketika terpisah dari
induknya. Pada individu jantan, paling sering terdengar suara seperti
mengerang.
c. Camelus
dromedarius
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Camelia
Genus : Camelus
Species : Camelus
dromedarius
Deskripsi :
Unta jenis ini ditandai dengan leher yang melengkung panjang dan hanya
memilki satu punuk. Punuk ini merupakan gundukan yang terdiri dari lemak yang
diikat oleh jaringan fibrosa, bertindak sebagai penyimpanan cadangan makanan
saat dibutuhkan. Punuk ini akan mengecil dan condong ke satu arah bila unta
mengalami kelaparan. Bibirnya yang tebal memungkinkan memakan makanan yang
kasar bahkan tumbuhan berduri. Warna tubuhnya umumnya cokelat karamel atau
warna cokelat pasir. Rambut yang menutupi tubuhnya biasanya lebih panjang di
daerah leher, bahu dan punuk. Bentuk kaki disesuaikan untuk berjalan di atas
pasir. Tapi kakinya dapat muda terluka oleh batu tajam dan tidak sesuai dengan
kondisi licin atau berlumpur.
Unta jantan, dibandingkan betina lebih berat sekitar 10% yakni sekitar
400-600 kg dan lebih tinggi sekitar 10 cm jika dihitung dari ketinggian bahunya
yakni sekitar 1,8-2,0 meter. Unta ini memiliki total gigi 34 buah, dengan rumus
gigi 1/3; 1/1; 3/2; 3;3.
Unta biasanya berkembang biak pada musim dingin atau musim hujan. Waktu
kopulasi berkisar 7-35 menit, tapi umumnya 11-15 menit. Sistem perkawinannya
bersifat poligami. Unta betina dapat melahirkan tiap 2 tahun sekali. Periode
kehamilannya sekitar 370-440 hari.Jumlah keturunan tiap kelahiran hanya
berkisar satu atau dua unta, dengan berat rata-rata 37 kg. Berat badannya akan
naik sekitar 19-31 kg/hari. Unta muda biasanya diasuh hingga umur 2 tahun.
Mereka akan matang secara seksual pada umur 3 tahun (betina) atau 6 tahun
(jantan). Umur unta dapat mencapai 40 tahun, namun pada umumnya hanya mencapai
40 tahun.
d. Thylogale bruijni
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Marsupialia
Familia : Macropodidae
Genus : Thylogae
Species : Thylogale bruijni
Deskripsi :
Sesuai dengan namanya, ciri yang paling menarik pada marsupialia ialah
caranya berkembang biak. Berbeda dengan mamalia lain, anaknya hanya sebentar
saja tinggal dalam rahim si ibu. Tetapi biarpun lahir sangat lemah dan kurang
berkembang, hambir menyerupai ulat, dengan instinknya ia masuk kedalam kantong
ibu atau ”marsupium”. Marsupium ini ada semacam lipatan kulit yang menutupi
puting susu. Sambil berkembang anak itu menempel pada puting susu itu selama
beberapa minggu, dan untuk beberapa waktu mereka masih menggunakan marsupium
itu sebagai sarang yang aman, hangat dan dapat berpindah-pindah, sekalipun
mereka dapat keluar dan berjalan sendiri. Benar-benar seperti mamalia biasa,
ada marsupialia yang pemakan serangga, yang pemakan tanaman dan pemakan daging.
Di dalam hal bentuk badan, ada ”tikus” berkantong, ”kucing”berkantong,
”bajing”berkantong, dan bahkan ”beruang”berkantong. Tetapi ada juga beberapa
binatang berkantong tak mempunyai persamaan dengan binatang bertembuni seperti
kangguru pohon, walabi dan kuskus.
Marsupialia banyak menyesuaikan diri dengan berbagai cara hidup baik
dipohon, di tanah atau bahkan di bawah tanah dan air, namun demikian mereka tak
tahan hidup bersaing dengan mamalia biasa di lingkungan yang sama.
Walabi semak (Thylogale bruijni) adalah masih termasuk golongan Marsupialia, anggota famili Macropodidae. Binatang ini hidup di
Kepulauan Aru, Kai dan Ambon (Maluku) dan juga Irian Jaya dan Papua New Guinea.
Binatang kecil yang serupa kanguru ini mempunyai panjang badan kira-kira 60
cm, dengan panjang ekor 40 cm. Mereka dapat hidup mulai dari daerah pantai
sampai ke daerah pegunungan yang tingginya ± 4000 meter dpl. Mereka lebih
menyukai daerah padang rumput, hutan jarang atau belukar daripada hutan lebat.
Sampai sekarang, binatang ini masih sangat terbiasa dengan daerah-daerah
dimana mereka terganggu oleh anjing atau manusia, mereka dapat terlihat
merumput di lapangan yang terbuka. Hanya bila ada bahaya, mereka segera
meloncat menyelamatkan diri ke semak-semak yang terdekat.
Di daerah semak belukar atau rerumputan tinggi, terlhat bekas jejaknya yang
mudah dikenal. Pada umumnya, jenis binatang kanguru, berkembang biak sangat
lambat. Tiap kali beranak, hanay seekor di kantongnya. Jarang sekali dua ekor
dalam satu kantong. Juga anaknya itu pun masih menggunakan kantong itu dalam
waktu lama sesudah berhenti menyusu. Bila ada bahaya, ia masuk ke dalam
kantong, untuk segera dilarikan oleh induknya.
Bangsa walabi semak adalah binatang yang paling
kecil dan yang paling pemalu diantara semua bangsa kanguru.
e. Elephas maximus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Proboscidae
Familia : Elephantidae
Genus : Elephas
Species : Elephas maximus
Deskripsi :
Gajah adalah mamalia dan merupakan
hewan darat terbesar
di dunia. Besar tubuhnya sekitar 2 sampai 3,6 meter dengan berat
3.000-5.000 kg. Gajah Sumatera adalah subspesies dari Gajah Asia, sedangkan
gajah Asia adalah kerabat dari Gajah Afrika. Gajah Asia memiliki beberapa
perbedaan dengan Gajah Afrika. Telinga gajah
ini lebih kecil
sedikit daripada Gajah
Afrika, mempunyai dahi
yang rata, punggungnya tajam, dua
bonggol di kepalanya merupakan puncak tertinggi. Ujung belalai hanya mempunyai
1 bibir. Hanya
gajah jantan yang
kelihatan memiliki belalai, sedangkan gajah betina tidak ada.
Panjang telinga gajah mencapai 1,5 meter dengan lebar 50 cm. Telinganya
yang besar digunakan
untuk mengipas dirinya
sendiri jika kepanasan dan
untuk menakuti musuhnya.
Belalainya yang panjang
digunakan untuk mengambil
makanan, menyedot air kemudian memasukkan ke
dalam mulutnya. Selain itu juga
berfungsi untuk mengangkat
sesuatu.
Suara gajah
dihasilkan dari belalainya. Suara ini
dipancarkan dalam gelombang
suara infrasonik, dipergunakan untuk memanggil kelompok
ataupun gajah betina
sampai beberapa kilometer jauhnya. Suara yang
dikeluarkan gajah biasanya
untuk menyatukan kembali anggota
kelompok yang terpisah. Selain dari segi fisik, Gajah Asia berbeda
dengan Gajah Afrika dari segi prilaku. Gajah Afrika jarang menggunakan kaki
depannya selain untuk menggores atau menggali tanah, sedangkan Gajah Asia
menggunakan kaki depannya lebih sering dan untuk berbagai kegunaan.
Gajah juga memiliki rute
migrasi musiman, umumnya dari zona kering ke zona basah. Hal ini menjadi
tanggung jawab gajah tertua untuk mengingatkan rute migrasi tradisional. Maka
jika sepanjang rute ini diganggu oleh manusia seperti untuk perkebunan, adalah
wajar jika terjadi konflik.
Gajah jantan umumnya hidup
soliter dan berkelahi dengan betina selama musim kawin. Sedangkan gajah muda
mungkin membentuk kelompok-kelompok kecil. Gajah muda jantan akan mencapai
kematangan seksual pada usia 15 tahun. Setelah itu akan terjadi musth tiap tahun, yakni sebuah periode
dimana tingkat testosteron gajah naik 60 kali lebih besar dan menjadi sangat
agresif.
Gajah betina umumnya hidup
secara berkelompok kecil. Mereka memiliki hierarki dan dipimpin oleh gajah
betina tertua. Gajah betina muda akan mencapai kematangan seksual pada usia
9-15 tahun. Lama kehamilannya berkisar 18-22 bulan, melahirkan satu atau dua
bayi gajah. Saat lahir, berat anak gajah sekitar 100 kg dan akan disapih selama
2-3 tahun.
f.
Arctitis
bintorong
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Viveridae
Genus : Arctitis
Species : Arctitis bintorong
Deskripsi :
Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae.
Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung atau menturun.
Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat,
Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat.
Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang yang
berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing.
Musang yang berekor besar panjang
dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60 – 95 cm, ditambah
ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya sekitar 6 – 14 kg, bahkan sampai 20 kg.
Berambut
panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan
uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat
seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di
bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan
untuk berpegangan pada dahan (prehensile
tail), sebagai ‘kaki kelima’.
Di desa-desa pinggiran hutan, binturung sering dipelihara sebagai
hewan kesayangan (pet). Orang menangkapnya ketika hewan ini masih kecil dan
membiasakannya dengan kehidupan manusia. Dengan pemeliharaan yang baik,
binturung dapat mencapai usia 20 tahun dalam tangkaran.
Sejalan
dengan berkembangnya perdagangan, binturung juga diperjual belikan di
pasar-pasar burung di kota. Selain itu, yang lebih mengancam kelestarian populasinya di alam,
binturung juga diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk
dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional (jamu).
Ancaman
lain datang dari kerusakan lingkungan di hutan-hutan di wilayah tropis sebagai akibat pembalakan yang serampangan. Hancurnya hutan mengakibatkan rusaknya
habitat binturung, sehingga populasinya di alam terus menurun. Kini binturung
termasuk hewan yang dikhawatirkan kelestariannya, dan dilindungi oleh undang-undang negara
Republik Indonesia.
g.
Tapirus
indicus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Perissodactyla
Familia : Tapiridae
Genus : Tapirus
Species : Tapirus indicus
Deskripsi :
Tapir ini juga merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh
disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda
karena memiliki empat kaki atau anggota gerak. Tapir merupakan anggota kelas
Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara
periodik, memiliki kelenjar mammae. Tapir termasuk ke dalam ordo Perissodactyla, karena memiliki tubuh yang relatif
besar, jari- jari berteracak, jari tengah membesar menopang badan.
Pada bagian kepalanya terdapat
sepasang mata yang kecil yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior.
Pada mata ini juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut yang
dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Pada mata ini terdapat
rambut halus. Hidung meruncing, nares eksterna jelas yang terletak ada diujung
hidung. Lubang hidungnya besar.
Pada bagian kepala juga
ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk
daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga
luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya
disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki ukuran yang cukup
besar dan lebar.
Tapir ini tidak dapat
dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk
melihat alat koulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina.
Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas liberae),
yang masing- masing kaki dengan tiga jari dengan cara berjalannya adalah secara plantigrade yaitu dengan menggunakan
telapak kaki. Makanannya berupa buah-
buahan dan sayur- sayuran sehingga tapir ini juga termasuk kedalam golongan
hewan herbivora.
h.
Sus scrofa
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Suidae
Genus : Sus
Species : Sus scrofa
Deskripsi :
Babi ini merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong
oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena
memiliki empat kaki atau anggota gerak. Babi merupakan anggota kelas Mamalia
kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara
periodik, memiliki kelenjar mammae. Babi ini juga termasuk ke dalam ordo
Artiodactyla, karena ia memiliki 4
anggota gerak berupa kaki, tiap kaki dengan tiga jari, jari ini masing-
masingnya dibungkus oleh teracak zat
tanduk dan mempunyai tanduk. Jadi antara rusa sambar, rusa tutul, unta punuk
satu memiliki hubungan kekerabatan yang dekat karena berada dalam satu ordo
yang sama yaitu Artiodactyla.
Pada bagian kepalanya terdapat
sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Mulutnya
memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior.
Lubang hidung luar atau nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga
berhubungan dengan rongga mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang
merupakan dua buah celah yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air
tidak masuk kedalan lubang hidung.
Pada bagian kepala juga
ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk
daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga
luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya
disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut halus. Daun
telinga pada babi ini cukup besar.
Babi ini tidak dapat
dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk
melihat alat kopulasi bagi
yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina. Anggota geraknya terdiri dari
empat kaki yang saling lepas, yang masing- masing kaki dengan tiga jari yang
dibungkus oleh teracak dari bahan tanduk. Cara berjalannya adalah secara
unguligrade, yaitu berjalan dengan kuku atau teracak. Makanannya berupa rumput,
daun- daun, biji, dan buah sehingga babi ini juga termasuk kedalam golongan
hewan herbivora.
i.
Helarctus
malayanus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Ursidae
Genus : Helarctus
Species : Helarctus malayanus
Deskripsi :
Beruang madu adalah beruang terkecil dari family Ursidae. Jika mereka
berdiri, tinggi bahunya sekitar 70 cm dengan panjang 1,2-1,5 meter. Ekornya
hanya sampai 7 cm. Yang jantan lebih besar dari yang betina, tapi hanya sekitar
10%-20%. Beratnya berkisar dari 27 hingga 65 kg. Mereka memiliki kepala yang
pendek, lebar dan datar dengan telinga yang bulat kecil. Bulu mereka agak kasar
berwarna hitam. Pada bagian dadanya terdapat tanda mirip tapal kuda (berbetuk
huruf U) yang berwarna orange pucat sampai kuning. Bulu yang berwarna demikian
juga ditemukan di moncong dan sekitar matanya. Mereka memiliki cakar yang cukup
besar dengan bentuk bulan sabit berguna untuk memanjat pohon. Meskipun ukuran
tubuhnya kecil, namun mereka memiliki lidah yang panjang dan ramping, yang
digunakannya untuk mengekstrak madu dari sarang lebah.
Sedikit pengetahuan yang ada tentang pola kawin beruang madu di alam
liar. Pengetahuan yang ada umumnya berasal dar beruang madu yang ditangkarkan.
Selama masa kawin, beruang madu akan berlaku seperti ingin memeluk, seolah-olah
akan berkelahi dan mengagguk-angguk pada pasangannya. Periode gestasinya
berlangsung 174-240 hari. Tiap kelahiran didapatkan satu sampai tiga anak. Anak
yang baru lahir tak berbulu, buta dan tak berdaya dengan berat 300 gram. Mereka
akan diasuh ibunya sampai dewasa seksual pada umur 3 tahun. Pada usia hingga 18
bulan mereka akan disapih oleh ibunya. Setelah umur itu sampai 3 tahun, mereka
akan bmencari makan didekat ibunya. Mereka dapat hidup sampai umur 25 tahun,
namun dapat mencapai 36 tahun.
Seperti spesies beruang lain, beruang madu memiliki indra penciuman yang
sangat baik, terutama digunakan untuk mencari makanan. Selain itu, mereka juga
mungkin menggunakan indra penciumannya untuk menemukan pasangannya ditambah
beberapa vokalisasi.
Beruang madu besifat nocturnal dan merupakan pendaki (pemanajat) yang
tangkas. Mereka biasanya tidur pada pepohonan dengan tinggi sekitar 2-7 meter
dengan berjemur. Spesies ini juga tidak memiliki masa hibernasi, mungkin karena
mereka hidup di daerah tropis dengan sumber makanan yang tersu tersedia
sepanjang tahun.
j.
Nycticebus
coucang
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Lorisidae
Genus : Nycticebus
Species : Nycticebus coucang
Deskripsi
:
Kukang—kadang-kadang disebut pula malu-malu—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna
rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman.
Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu
bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh
dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini
dapat ditemukan di Sumatera, Jawa
dan Kalimantan. Kukang (Nycticebus
coucang) adalah jenis primata yang lucu dan menggemaskan sehingga tidak
heran banyak masyarakat umum yang menjadikan primata ini menjadi incaran untuk
dijadikan hewan peliharaan.
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis
Indonesia, menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun
bambu. Kukang tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan
di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data
yang pasti dan akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi jika
dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan
perdagangan illegal bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam
mengalami penurunan.
k. Hylobates syndactylus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Hylobatidae
Genus : Hylobates
Species : Hylobates syndactylus
Deskripsi :
Tubuh dibedakan atas kepala,
leher, badan, dan ekor. Memiliki daun telinga, memiliki 4 anggota gerak berupa
kaki, tiap kaki dengan lima jari, tidak memiliki tanduk, tubuh ditutupi rambut
berwarna hitam, rongga mulut dibatasi labium superior dan labium inferior,
nares eksterna jelas diujung hidung. Leher pendek, tubuh besar, tungkai relatif
panjang. Daun telinga kecil. Makanan berupa buah- buahan dan sayur- sayuran,
habiatat arboreal.
Siamang termasuk ke dalam ordo Primata karena, kelima jarinya dilengkapi dengan kuku yang pipih, cara
berjalan plantigrade, dan memiliki wajah, mata menghadap kedepan.
Pada bagian kepalanya terdapat
sepasang mata yang kecil yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior.
Pada mata ini juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut yang
dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Pada mata ini terdapat
rambut halus. Hidung kecil pesek, nares eksterna jelas yang terletak ada
diujung hidung. Lubang hidungnya cukup besar.
Pada bagian kepala juga
ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk
daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga
luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya
disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki ukuran yang cukup
besar.
Siamang ini tidak dapat
ditentukan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan,organ kopulasi bagi yang
jantan dan adanya keelnjar mammae bagi yang betina tidak dapat dilihat dengan
jelas. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas
liberae), yang masing- masing kaki dengan lima jari dengan cara berjalannya
adalah secara plantigrade yaitu dengan
menggunakan telapak kaki. kelima jarinya dilengkapi dengan kuku yang pipih. Makanan
berupa buah- buahan, sayur- sayuran, daun, kulit pohon.
l.
Macaca pangensis
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Cercopithecidae
Genus : Macaca
Species : Macaca pangensis
Deskripsi :
Beruk mentawai atau bokoi (Macaca pagensis)
bersama beruk siberut (Macaca siberu), semula dianggap sebagai anak spesies
dari Macaca nemestrina. Namun kemudian ketiganya dianggap sebagai spesies yang
berbeda.
Beruk mentawai oleh masyarakat lokal disebut sebagai bokoi.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, binatang endemik Kepulauan Mentawai ini disebut
sebagai Pagai Island Macaque, atau Pagai Macaque. Sedangkan
dalam bahasa ilmiah (latin), monyet langka ini dinamakan Macaca pagensis
yang bersinonim dengan Macaca mentaveensis (de Beaux, 1923).
Diskripsi
Fisik dan Perilaku. Beruk mentawai
(bokoi) mempunyai panjang tubuh antara 45-55 (jantan) dan 40-45 (betina) dengan
panjang ekor mencapai antara 10-16 cm. Berat Macaca pagensis antara
6-9 kg untuk jantan dan hanya 4,5-6 kg untuk beruk betina.
Beruk mentawai mempunyai ciri menyerupai beruk-beruk
lainnya. Perbedaannya pada rambut bagian pipi yang berwarna lebih gelap.
Mahkota berwarna coklat dengan rambut pada dahi dan mantel lebih panjang.
Kulit wajah beruk mentawai berwarna hitam dengan mata coklat.
Monyt ini memiliki kantong pipi yang berguna sebagai penyimpan makanan saat
bokoi ini mencari makan.
Beruk mentawai merupakan binatang diurnal (aktif di siang
hari) dengan memakan berbagai jenis daun, bunga, biji-bjian, dan buah-buahan.
Monyet endemik mentawai ini hidup tinggal di atas pohon pada setinggi 24-36
meter secara berkelompok antara 5-25 individu. Monyet ini bersifat poligamus.
Habitat,
Populasi dan Persebaran. Beruk
mentawai dapat dijumpai diberbagai habitat hutan bakau, pesisir, hutan primer,
hutan sekunder hingga hutan di dekat pemukiman. Persebarannya terbatas di pulau
Pagai Selatan, pulau Pagai Utara, dan pulau Sipora di Kepulauan Mentawai,
Sumatera
m. Pongo pygmaeus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Primata
Familia : Pongidae
Genus : Pongo
Species : Pongo pygmaeus
Deskripsi :
Pongo
pygmaeus memiliki sifat dimorfisme
seksual. Tubuh betina berkisar 30 hingga 50 kg sedangkan pada jantan berkisar
50 hingga 90 kg. Panjang dari kepala ke kaki lebih kurang 1,5 meter, tapi jika
bergelantungan (dengan panjang lengan) dapat mencapai 2,2 meter. Mereka
memiliki bulu yang agak tipis berwarna cokelat kemerahan. Pada jantan terdapat
bantalan pipi yang besar, yang terdiri dari endapan lemak subkutan yang terikat
pada jaringan ikat. Orang utan memiliki moncong dan kening yang menonjol.
Mereka memiliki kaki yang pendek dan lemah tapi lengan dan tangan yang kuat,
sehingga mereka mampu bergenatungan meski dengan berat badan yang tidak ringan
tersebut.
Perkembangbiakan orangutan berlangsung
sepanjang tahun, namun terdapat interval kelahiran yakni sekitar 4 tahun.
Jumlah keturunan dalam sekali kelahiran berkisar satu atau dua, namun umumnya
hanya satu. Periode gestasinya 233-263 hari dengan berat orangutan yang baru
lahir sekitar 1,74 kg. Anaknya akan disapih selama 42 bulan rata-rata. Anak
orangutan akan menempel pada perut ibunya dengan jalinan jari-jarinya. Namun
pada usia satu tahun, ia akan mulai naik ke punggung yang akan terus
dilakukannya hingga umur 2,5 tahun. Jika dipisahkan dari induknya, orangutan
muda ini akan menjerit keras. Anaknya akan mencapai usia kematangan seksual
pada umur 7 tahun (betina) atau 10 tahun (jantan). Sistem perkawinannya secara
poligami. Mereka dapat mencapai usia 50 tahun, namun dapat pula sampai 60 tahun.
Orangutan tidak membentuk kelompok besar.
Mereka biasanya berjalan sendirian atau dalam grup kecil yang terdiri dari 2
betina, anaknya dan kadang-kadang jantan dewasa. Umumnya individu jantan dan
betina hanya berinteraksi saat kawin.
Orang utan aktif sepanjang hari (diurnal)
dan hampir arboreal ekslusif. Mereka ditemukan memanjat di pepohonan. Mereka
bergerak dengan berayun-ayun sepanjang cabang pohon, turun ketanah hanya jika
mereka tidak dapat pindah antar pohon lewat cabang-cabang. Pada tiap malam,
mereka membangun sarangnya pada ketinggian 40 sampai 60 kaki pada sebuah pohon
dimana mereka akan tidur.
Orang utan memiliki setidaknya 13 jenis
suara. Dalam kelompok sosial kecil, mereka berkomunikasi dengan memukul-mukul
bibir mereka. Mereka menjerit ketika ketakutan dan pada jantan kadang-kadang
mengaum. Mereka tampaknya meng”grind” giginya saat frustasi. Yang jantan juga
dapat mengerang keras yang suaranya dapat didengar manusia hingga radius 1
kilometer. Selain komunikasi vokal, komunikasi taktil juga digunakan orangutan.
Perawatan sosial (anak) adalah kegiatan
terpenting pada semua primata. Ekspresi wajah, gerak tubuh juga digunakan untuk
berkomunikasi.
n.
Hystrix
javanicus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Hystricidae
Genus : Hystrix
Species : Hystrix javanicus
Deskripsi :
Landak tergolong
satwa langka yang dilindungi. Yang menjadi ciri khas landak adalah bagian
tubuhnya memiliki bulu yang menyerupai duri yang sangat runcing.
Landak (Hystrix javanica) umumnya berwarna hitam, rambut jarumnya panjang putih berbelang hitam kearah ujungnya, rambut jarum pendek pada bagian tubuh sebagian besar kehitaman beberapa diantaranya mempunyai pangkal dan ujung lebih pucat. Menurut Payne dkk, 2000 Hystrix javanica mirip dengan Hystrix brachyura tetapi rambut jarum keras umumnya lebih ramping dan tidak terdapat jambul. Ujung rambut jarum ekor putih dan lebih pendek. Hystrix javanica merupakan satu-satunya jenis landak yang ada di Jawa dan Nusa Tenggara.
Landak (Hystrix javanica) umumnya berwarna hitam, rambut jarumnya panjang putih berbelang hitam kearah ujungnya, rambut jarum pendek pada bagian tubuh sebagian besar kehitaman beberapa diantaranya mempunyai pangkal dan ujung lebih pucat. Menurut Payne dkk, 2000 Hystrix javanica mirip dengan Hystrix brachyura tetapi rambut jarum keras umumnya lebih ramping dan tidak terdapat jambul. Ujung rambut jarum ekor putih dan lebih pendek. Hystrix javanica merupakan satu-satunya jenis landak yang ada di Jawa dan Nusa Tenggara.
o. Lepus nigricollis
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Lagomorpha
Familia : Leporidae
Genus : Lepus
Species : Lepus nigricollis
Deskripsi :
Tubuh dibedakan atas kepala,
leher, badan, dan ekor. Memiliki daun telinga, memiliki 4 anggota gerak berupa
kaki, tiap kaki dengan jari, tidak memiliki tanduk, tubuh ditutupi rambut
berwarna putih, nares eksterna jelas, diatas mulut, rongga mulut dibatasi
labium superior dan labium inferior. Leher pendek, tubuh kecil, tungkai
panjang, memiliki ekor pendek. Makanan berupa buah- buahan, daun- daun, dan
sayur- sayuran.
Kelinci ini merupakan anggota subfilum Vertebrata, karena tubuh disokong
oleh tulang belakang. Dia juga merupakan anggota superkelas Tetrapoda karena
memiliki empat kaki atau anggota gerak. Kelinci merupakan anggota kelas Mamalia
kerena memiliki ciri tubuh ditutupi oleh rambut yang data lepas secara
periodik, memiliki kelenjar mammae. Kelinci ini juga termasuk ke dalam ordo
Lagomorpha, karena memiliki
ekor pendek, telapak kaki berambut, gigi seri seperti pahat.
Pada bagian kepalanya terdapat
sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra inferior. Mulutnya
memiliki rongga mulut yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior.
Lubang hidung luar atau nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga
berhubungan dengan rongga mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang
merupakan dua buah celah yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air
tidak masuk kedalan lubang hidung. Pada bagian atas labium superior terdapat
vibrisae atau kumis atau rambut yang kaku.
Pada bagian kepala juga
ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang berbentuk
daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang telinga
luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang selanjutnya
disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut halus. Daun
telinga pada kelinci ini cukup besar.
Kelinci ini tidak dapat
dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit untuk
melihat alat koulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang betina.
Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas
liberae), yang masing- masing kaki dengan jari yang memiliki kuku atau cakar.
Tungkai kelinci ini kecil dan pendek. Cara berjalannya adalah secara plantigrade, yaitu berjalan dengan
telapak kaki. Makanan berupa buah- buahan, daun-daun, dan sayur-sayuran,
sehingga kelinci ini juga termasuk kedalam golongan hewan herbivora.
p. Neofelis nebulosa
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Carnivora
Familia : Felidae
Genus : Neofelis
Species : Neofelis nebulosa
Deskripsi :
Macan Dahan
(Neofelis nebulosa) adalah sejenis kucing berukuran sedang, dengan
panjang tubuh mencapai 95cm. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna
kelabu kecoklatan dengan gambaran seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya.
Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di
belakang kuping. Macan dahan mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar
serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan dahan betina serupa.
Daerah sebaran
macan dahan adalah Asia Tenggara, di hutan dataran rendah dan pegunungan di
Republik Rakyat Cina, Indocina, Semenanjung Melayu, India, Pulau Kalimantan dan
Sumatra. Spesies ini telah punah di alam bebas di Republik Cina.
Macan dahan
adalah hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari. Hewan ini banyak
menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di antara
pepohonan. Mangsa macan dahan terdiri dari aneka satwa liar berbagai ukuran
seperti kera, ular, mamalia kecil, burung, rusa dan bekantan. Macan dahan
menggunakan lidahnya untuk membersihkan bulu-bulu sebelum memakan mangsanya.
q. Capra
aegagrus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Artiodactyla
Familia : Bovidae
Genus : Capra
Species : Capra aegagrus
Deskripsi :
Kambing merupakan binatang memamah biak
yang berukuran sedang. Kambing ternak (Capra aegagrus hircus) adalah subspesies kambing
liar yang secara alami tersebar di Asia
Barat Daya (daerah "Bulan sabit yang subur" dan Turki) dan Eropa. Kambing liar jantan maupun betina memiliki
tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar. Umumnya, kambing
mempunyai jenggot,
dahi cembung, ekor agak ke atas, dan
kebanyakan berbulu
lurus dan kasar. Panjang tubuh kambing liar, tidak termasuk ekor, adalah 1,3 meter - 1,4 meter,
sedangkan ekornya 12 sentimeter - 15 sentimeter. Bobot yang betina 50 kilogram - 55
kilogram, sedangkan yang jantan bisa mencapai 120 kilogram. Kambing liar
tersebar dari Spanyol
ke arah timur sampai India,
dan dari India ke utara sampai Mongolia dan Siberia. Habitat yang disukainya adalah daerah pegunungan
yang berbatu-batu.
Kambing
sudah dibudidayakan manusia kira-kira 8000 hingga 9000 tahun yang lalu. Di alam
aslinya, kambing hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannnya
mencari makanan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling
tua, sementara kambing-kambing jantan berperan menjaga keamanan kawanan. Waktu
aktif mencari makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-rumputan dan
dedaunan.
r.
Panthera tigris
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Classis :
Mammalia
Ordo :
Carnivora
Familia :
Felidae
Genus :
Panthera
Species : Panthera tigris
Deskripsi :
Harimau ini juga merupakan anggota subfilum
Vertebrata, karena tubuh disokong oleh tulang belakang. Dia juga merupakan
anggota superkelas Tetrapoda karena memiliki empat kaki atau anggota gerak.
Harimau ini merupakan anggota kelas Mamalia kerena memiliki ciri tubuh ditutupi
oleh rambut yang data lepas secara periodik, memiliki kelenjar mammae. Harimau
ini juga termasuk ke dalam ordo Carnivora karena memiliki gigi- gigi yang
tajam, jari lima dengan cakar yang tajam dan terpisah serta pemakan daging.
Pada bagian
kepalanya terdapat sepasang mata yang memiliki palpebra superior dan palpebra
inferior. Pada mata juga terdapat rambut halus. Mulutnya memiliki rongga mulut
yang dibatasi oleh labium superior dan labium inferior. Lubang hidung luar atau
nares eksterna terletak di ujung moncong yang juga berhubungan dengan rongga
mulut. Nares eksterna ini terletak diatas mulut yang merupakan dua buah celah
yang condong, ini berfungsi agar pada saat hujan air tidak masuk kedalam lubang
hidung. Pada bagian atas labium superior terdapat vibrisae atau kumis yang
merupakan rambut kaku.
Pada bagian
kepala juga ditemukan adanya sepasang daun telinga atau pinnae (auriculae) yang
berbentuk daun yang berfungsi sebagai corong porus acusticus eksterna (lubang
telinga luar), dan juga berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang
selanjutnya disalurkan ke alat pendengaran. Daun telinganya ini memiliki rambut
halus. Daun telinga pada harimau ini ukurannya lebih kecil jika dibandingkan
dengan rusa sambar.
Harimau ini
tidak dapat dinyatakan jenis kelaminnya, karena dalam pengamatan terlalu sulit
untuk melihat alat kopulasi bagi yang jantan dan kelenjar mammae bagi yang
betina. Anggota geraknya terdiri dari empat kaki yang saling lepas (ekstermitas
liberae), yang masing- masing kaki dengan lima jari yang tidak dibungkus oleh
teracak. Masing- masing jari terpisah satu sama lainnya dan pada jari terdapat
cakar yang tajam. Cara berjalannya adalah
secara plantigrade. Makanannya berupa rusa, babi, kerbau dan reptil yang
merupakan daging, sehingga harimau ini termasuk kedalam golongan hewan
karnivora yang juga merupakan nama ordonya.
2. Classis Aves
a.
Argusianus argus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Argusianus
Species : Argusianus argus
Deskripsi :
Kuau raja (di beberapa daerah Asia juga menyebutnya dengan nama Phoenix) merupakan burung
dengan warna utama cokelat. Kepalanya agak kecil dengan leher berwarna biru.
Terdapat semacam pial berwarna hitam dan kakinya merah. Individu jantannya
dapat mencapai panjang 2 m dengan ekor yang sangat panjang. Bagian yang palng
menarik dari yang jantan adalah ukurannya yang besar, bulu sayap sekundernya
yang sangat panjang dihiasi dengan “ocelli” yang besar. Kuau raja betina
umumnya lebih kecil dari yang jantan dengan ekor yang lebih pendek. Kuau jantan
mencapai panjang bulu maksimal pada umur 3 tahun.
Meskipun Kuau raja tidak begitu penuh warna seperti burung lain, namun ia
sangat menarik. Kuau jantan biasanya membersihkan lahan terbuka kemudian menari
untuk menarik perhatian betina. Kemudian ia akan bersuara keras sambil menari
dengan melebarkan sayapnya, memperlihatkan ratusan “mata” sementara mata
sebenarnya tersembunyi di balik itu. Meskipun mirip dengan poligami, namun di
alam bebas sebenarnya Kuau raja bersifat monogami. Dibanding dengan anggota
Galliformes lain, Kuau raja memiliki lebih sedikit kalenjer minyak pada bulunya
dan hanya menghasilkan dua telur.
b. Pavo cristata
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Pavo
Species : Pavo cristata
Deskripsi :
Merak biru memiliki ukuran
sedang, dan bersifat dimorfisme seksual dimana jantan lebih besar dari yang
betina. Tubuh betina panjangnya sekitar 86 cm dengan berat 2,75 hingga 4 kg.
Sedangkan yang jantan, panjang tubuhnya dapat mencapai 2,12 meter dengan berat
4-6 kg. Dalam bahasa Inggris, merak biru jantan disebut “peacock” sedangkan yang
betina disebut “peahen”.
Warna bulu pada merak jantan
berkisar dari biru mengkilat pada bagian badan dan hijau pada bagian ekor. Ekor
bagian atas bulunya memanjang dan berhias mata pada akhir setiap bulunya
(disebut juga train). Di atas
kepalanya terdapat jambul berwarna hijau berbentuk seperti kipas. Sedangkan
bulu betina, warnanya biru kehijauan, agak kurang menarik dibanding yang jantan
dan tidak memiliki bulu ekor yang panjang (train).
Pada musim kawin, betina akan berdiri sendirian, dan dapat dibedakan dengan
jantan karena warna lehernya kelihatan hijau sementara pada yang jantan tetap
biru.
Bagian yang paling menonojol
dari merak ini adalah bulu-bulu indahnya yang tumbuh di bagian belakang yang
disebut train. Train ini sebenarnya tidaklah tumbuh dari ekor, tapi memanjang
dari bulu di bagian atas ekor. Ekornya sendiri berwarna cokelat dan pendek
dengan penutup ekor berwarna hjau metalik. Ekor akan kelihatan ketika train
membuka seperti kipas.
Hasil dari mikrostruktur bulu
train menghasilkan fenomena optikal. Hiasan pada train diyakini sebagai hasil
seleksi seksual yang dilakukan betina terhadap jantan sebelum melakukan
perkawinan. Banyak riset menunjukkan bahwa kualitas train merupakan gambaran
asli dari kondisi tubuh jantan dan betina memilih pasangannya lewat train
tersebut. Namun studi terbaru menunjukkan bahwa train bukanlah satu-satunya
indikator betina dalam memilih jantan.
Merak betina biasanya
menghasilkan 4-8 telur yang akan menetas dalam waktu 28 hari. Warna telurnya
cokelat muda. Merak jantan tidak membantu dalam pemeliharaan anaknya, dan
mereka dapat melakukan poligami sampai dengan enam betina.
c.
Porphyrio
porphyrio
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Rallidae
Genus : Porphyrio
Species : Porphyrio porphyrio
Deskripsi :
Mandar adalah salah satu anggota Rallidae yang besar. Ukuran tubuh jantan
lebih besar dari yang betina. Panjang tubuhnya sekitar 51 cm dengan berat 1050
gram (jantan) dan 850 gram (betina). Mereka adalah burung dengan ukuran seperti
ayam, warna tubuhnya hitam, nila atau ungu dengan bulu yang mengkilat dengan
bagian taji berwarna merah. Ekornya pendek dan terdapat bulu putih terang di
sisi bawah ekor mereka. Kakinya panjang, bersisik berwarna orange-merah.
Mandar hidup secara berkelompok dengan 6-9 individu tiap kelompok.
Umumnya dalam kelompok, betina lebih dominant. Mandar memiliki berbagai sistem
perkawinan, mulai dari monogami hingga kawin komunal. Dalam kawin komunal, dua
betina berbagi sarang dan dibuahi oleh beberapa jantan. Sedangkan beberapa
kelompok mandar ada yang monogami. Masa kawin terjadi dari akhir Juli hingga
awal Desember. Umumnya jantan akan bersuara khas untuk memanggil betina. Tiap
musim kawin, dari tiap betina akan dihasilkan 3 hingga 6 telur yang akan
menetas dalam waktu 23-29 hari. Anaknya akan diasuh induknya hingga umur 2
bulan. Individu jantan umumnya akan matang seksual setelah berusia tiga tahun.
Mereka akan kawin dengan betina yang paling dominan dalam kelompoknya. Umumnya
mandar dapat mencapai usia 9 tahun, namun di alam liar, kadang mereka mampu
bertahan sampai 22 tahun.
Mereka memiliki suara yang keras, parau bernada tinggi menciut-ciut,
dengan bunyi “tuk-tuk”. Hal ini akan terdengar terutama saat musim kawin.
Meskipun agak terlihat kikuk dalam terbang, tapi mandar dapat terbang dengan
jarak yang jauh. Selain itu mereka juga merupakan perenang yang baik, terutama
untuk burung tanpa selaput kaki.
d. Pavo muticus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Pavo
Species : Pavo muticus
Deskripsi :
Spesies ini mirip dengan merak
biru, tapi ada beberapa perbedaan. Warna tubuhnya keseluruhan hijau metalik
berlapis bulu hitam. Cara berdirinya tampak lebih tegak dibanding Pavo cristatus. Jambulnya hampir tegak
berwarna kebiruan, terdapat warna kuning di bawah mata, dan terdapat warna
hijau gelap pada kepalanya dan pada ekornya. Bulu sayapnya berwarna hijau gelap
dan biru. Ekornya mirip dengan merak biru, tapi agak lebih gelap dan berwarna
kemilau emas di seluruh trainnya. Berbeda dengan merak biru betina yang berbeda
jauh dengan merak biru jantan, merak hijau betina agak mirip dengan yang
jantan. Mereka memiliki bulu atas ekor yang cukup panjang namun tidak berkilau
emas dan mengkilap sepeti pada yang jantan. Panjang tubuh spesies ini dapat
mencapai 3 meter. Meskipun ukuran tubuhnya besar, tapi merak hijau pandai
terbang.
Masa kawin burung ini adalah
dari akhir April hingga Juni. Telurnya perlu waktu 26-28 hari untuk menetas.
Anaknya tumbuh dengan cepat, dalam dua minggu sudah dapat terbang.
e. Eclectus roratus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Eclectus
Species : Eclectus roratus
Deskripsi
:
Burung ini berukuran sedang,
dengan panjang tubuh sekitar 43 cm. Paruhnya bengkok. Bayan adalah anggota
famili Psittacidae yang memiliki dimorfisme seksual yang ekstrim dalam hal
warna-warna bulu. Individu jantan kebanyakan memiliki warna bulu yang hijau
cerah dengan abdomen berwarna merah, sedangkan yang betina kebanyakan bulunya
berwarna merah dengan abdomen berwarna biru atau ungu. Joseph Forshow
menyatakan dalam bukunya, Parrots of the
World, bahwa para ahli Ornitologi Eropa dulunya menyangka bahwa mereka
adalah dua spesies yang berbeda. Jadi bayan yang ada pada foto di atas adalah
bayan jantan.
Mandibula atas dari jantan
dewasa berwarna orange dan memudar menjadi kuning ke arah ujung sedangkan
mandibula bawah berwarna hitam. Pada betina, kedua mandibula berwarna hitam.
Individu dewasa memiliki iris mata berwarna orange sedangkan pada individu muda
warna irisnya cokelat gelap sampai hitam.
f.
Syrmaticus rvessi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Syrmaticus
Species : Syrmaticus rvessi
Deskripsi :
Burung ini
termasuk anggota subfilum Vertebrata karena
tubuhnya tersusun oleh tulang belakang (vertebra). Merak hijau ini merupakan
anggota superkelas Tetrapoda dimana anggota geraknya terdiri dari dua pasang.
Burung ini juga merupakan anggota kelas Aves, karena dia memiliki ciri tubuh
ditutupi oleh bulu dan anggota ekstremitas anterior termodifikasi menjadi sayap.
Burung ini merupakan anggota ordo Galliformes, karena memiliki paruh yang pendek, bulu dengan cabang bulu
(pada bulu ekor), tungkai panjang yang digunakan untuk berlari dan mengais
makanan.
Pada bagian
kepala burung ini terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian lateral
kepala. Mata ini dilengkapi dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah.
Matanya memiliki pupil yang berbentuk bulat berwarna hitam. Pada bagian kepala
ini juga ditemukan adanya rostrum (paruh) yang terbentuk oleh bagian maxila dan
bagian mandibula. Paruhnya merupakan tipe paruh pelubang makanan.
Pada
anggota gerak anterior termodifikasi menjadi sayap, dan anggota gerak posterior
berupa kaki yang tidak berselaput. Kakinya ini tersusun oleh empat buah jari
yang masing- masing jari memiliki cakar. Kaki ini bagian atas (femur/ paha)
ditutupi oleh bulu sedangkan bagian tibio- fibula ditutupi oleh kulit yang
menanduk dan bersisik. Bagian kaki yang ditutupi oleh sisik ini berwarna abu-
abu dan tungkainya relatif pajang dan ramping.
Tubuh
ditutupi oleh bulu. Pada bagian sayap
dan badan tipe bulunya adalah plumae, yang merupakan bulu yang sempurna. Pada
bagian dada dan leher bulunya bertipe bulu plumulae. Bulu yang menutupi
bagiantubuh warnannya bervariasi. Pada bagian ekor bulunya panjang berwarna
coklat bercorak.
g.
Gallus
domestica
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus domestica
Deskripsi
:
Tubuh ditutupi
oleh bulu yang
berwarna putih bersih,
yaitu bulu badan
dan bulu leher. Panjang tubuhnya dapat mencapai 70 cm. Warna paruhnya
hitam, warna kaki hitam, yang ditutupi oleh kulit seperti sisik, dengan jumlah
jarinya masing-masing lima jari yang dapat digunakan untuk mencari
makan dengan mengais tanah. Memiliki
jengger yang berwarna merah, di belakang jengger ini terdapat jambul yang menghadap ke
belakang yang menandakan hewan jantan,
mata kecil, bulat
berwarna bening. Bulu ekornya
panjang, yang juga merupakan ciri
hewan jantan. Hewan betina memiliki ukuran
yang lebih kecil
dari hewan jantan dan tidak memiliki jengger.
Musim kawin dari ayam ini
tidak terbatas, terjadi sepanjang tahun. Telunya butuh 21 hari untuk menetas.
Dalam 4-5 minggu, anak ayam akan berbulu sepenuhnya. Bulu dewasa pada sayapnya
akan tumbuh pada minggu kelima. Saat anak ayam telah mencapai umur 12 minggu,
induknya akan mengusirnya dari kelompok sehingga mereka akan membentuk kelompok
sendiri atau bergabung dengan kelompok lain. Pada umur lima bulan mereka akan
matang secara seksual.
Ayam ini memiliki sistem
sosial yang khas, dimana mereka memiliki satu pemimpin jantan dan satu pemimpin
betina dalam tiap kelompok. Jika pemimpinnya mati, maka ayam yang berada di
urutan dibawahnya akan segera menggantikan. Urutan ini biasanya diperkenalkan
ke anak ayam ketika umurnya seminggu. Prilaku yang paling dominan adalah
mengangkat ekor dan kepala.
h.
Numida meleagris
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Numida
Species : Numida meleagris
Deskripsi :
Merupakan species burung yang
bertubuh besar (53-58 cm). Memiliki kepala yang
kecil dan badan yang bulat. Berat
tubuhnya lebih kurang
1,5 sampai 3,5
pound (0,7-1,6 kg). Warna bulunya adalah abu-abu-hitam
putih. Sayapnya pendek dan bulat. Ekor
juga pendek. Hewan betina memiliki
warna bulu hitam
dan putih. Hewan jantan
tubuh memiliki bintik-bintik dengan warna bulu yang kebiruan. Hewan
jantan memiliki jengger pada bagian atas kepala yang berwarna kuning dan pada
daerah dekat mulutnya berwarna merah. Punya sepasang kaki yang punya cakar
berjumlah 4 buah. Cakarnya tajam dan kuat. Seperti semua anggota Numididae,
mereka tidak memiliki taji.
Mereka hidup secara komunal
dengan komunitas yang berisi hingga 25 individu. Burung ini adalah burung
terestrial yang cenderung langsung terbang saat mereka terkejut. Seperti ayam
pada umumnya, terbang mereka pendek-pendek. Mereka lebih suka berjalan dan
biasa berjalan menempuh jarak 10 km dalam sehari. Mereka membuat suara keras
saat merasa terganggu.
Musim kawin mereka terjadi
saat musim hangat, cukup kering dan terbuka. Sarang umumnya tersembunyi dengan
baik, berisi 6-12 telur yang akan menetas dalam waktu 26 hingga 28 hari. Anak
yang baru menetas berwarna pucat dan mereka tumbuh dengan cepat. Mereka telah
dapat naik ke cabang pepohonan seminggu setelah menetas. Umur hidup mereka
secara rata-rata adalah 12 tahun.
i.
Pelecanus
conspicillatus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Pelecaniformes
Familia : Pelecanidae
Genus : Pelecanus
Species : Pelecanus conspicillatus
Deskripsi
:
Pelikan memiliki ukuran tubuh
medium dengan panjang bekisar 1,6 hingga 1,8 m. Beratnya berkisar dari 4 kg
hingga 13 kg. Bulunya berwarna putih dengan primari sayapnya berwarna hitam.
Khas mereka adalah memiliki rostrum yang sangat panjang dengan ukuran dapat
mencapai 49 cm. Rostrum ini merupakan yang terpanjang diantara semua spesies
anggota kelas Aves. Warna rostrumnya pucat kemerahan. Selaput matanya berwarna
kekuningan. Mereka memiliki bentuk leher yang mirip angsa. Pada bagian paruh
terdapat kantung yang digunakannya untuk menyimpan ikan atau mangsa lainnya.
Sayap pelikan panjang. Jika
tubuh pelikan dihitung lebarnya saat sayapnya terbuka, ukurannya dapat mencapai
2,5 meter. Jumlah bulu pada sayapnya berkisar antara 30-35. Burung pelikan
tidak memiliki rongga hidung karena mereduksi total. Kakinya berjari empat dan
berselaput. Ekornya pendek dengan bentuk persegi dengan 20-24 bulu.
Sarangnya dibangun dari tanah
atau pasir yang digali, kadang-kadang dengan beberapa lapis reumputan. Mereka
hidup secara komunal dengan koloni-koloni yang hidup di pulau.
Pelikan umumnya memulai masa
kawin saat berumur dua atau tiga tahun. Musim kawin bervariasi, di Utara
biasanya terjadi saat musim dingin sedangkan di Selatan tejadi pada musim semi.
Tiap kali musim kawin, dihasilkan 1-3 telur berukuran 93x57 mm yang permukaannya
seperti tergores. Setelah menetas, anak yang ukurannya lebih besar akan diberi
makan induknya sedang yang kecil diberi lebih sedikit makanan dan akhirnya
mati. Selama dua minggu pertama, anak pelikan akan diberi makan berupa cairan,
kemudian akan berangsur-angsur memakan ikan.
j.
Cygnus
olor
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Anseriformes
Familia : Anseridae
Genus : Cygnus
Species : Cygnus olor (angsa putih)
Deskripsi :
Angsa dewasa tubuhnya dapat
mencapai ukuran panjang 125-170 cm dan lebarnya 200-240 cm. Tingginya dapat mencapai 120 cm jika
berdiri. Umumnya tubuh jantan lebih besar dari yang betina. Burung ini termasuk
burung yang jarang terbang, mungkin karena bobot tubuhnya yang besar. Yang
jantan dapat mencapai berat 12 kg dan yang betina dapat mencapai berat 15 kg.
Angsa putih terberat yang pernah tercatat adalah 23 kg. Warna bulunya putih
bersih.
Angsa muda warnanya tidaklah
putih, tapi abu-abu kehitaman. Bagian bawahnya berwarna berkisar dari putih ke
abu-abu. Namun seiring dengan usia, angsa ini akan berwarna putih, meskipun
bulu (terutama di kepala dan leher) sering berwarna orange atau cokelat.
Pada angsa putih nares
eksterna sangat terlihat jelas pada paruh. Paruhnya
lebar tertutup oleh
lapisan bahan tanduk
yang lunak. Tepi paruh berlamela atau berpematang yang tranversal. Hewan ini memiliki cera yang berfungsi untuk
melapisi paruh. Mata berada dikanan kiri hidung dan pada bagian lateral
kepala. Angsa putih mempunyai
leher yang panjang
namun lebih pendek dari pada
pelikan. Ekstremitas posterior berupa
kaki yang berselaput. Kakinya terdiri
atas empat jari yang masing-masingnya terdapat
cakar pada ujungnya.
Kakinya berwarna orange, tungkainya pendek
dan ekornya juga pendek yang tersusun atas banyak bulu. Hewan ini sering menekukkan lehernya untuk
minum. Angsa dapat
bergerak sangat cepat
baik di air maupun
di udara. Angsa merasa lebih nyaman
di dalam air
dan dapat berenang
dengan cepat berkat kakinya yang
berselaput.
Dalam
bahasa inggris, angsa ini disebut sebagai “mute swan” atau angsa pendiam. Hal
ini karena mereka biasanya sedikit mengeluarkan suara dibanding spesies angsa
lain. Suara yang paling sering terdengar dari mereka hanya bunyi kepakan
sayapnya. Suara angsa ini termasuk unik,
dapat didengar dalam radius 1-2 km yang sangat berfungsi saat terbang. Mereka
biasanya sering mendengus, bersiul, atau mendesis jika ada predator.
k. Gallus
gallus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
Species : Gallus
gallus
Deskripsi :
Tubuh
dibedakan atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor. Paruh relatif pendek,
tubuh pada umumnya ditutupi bulu berwarna putih. Leher pendek. Memiliki 2
pasang ekstremitas. Anggota gerak anterior berupa sayap, dan anggota gerak
posterior berupa kaki. Berjari empat. Tungkai (kaki) relatif panjang. Bulu ekor
panjang. Kaki untuk mengais dan berlari. Makanannya biji -bijian dan
rerumputan. Bagian kepala dan dekat paruh terdapat jengger warna merah.
Sama halnya
dengan ayam wingki, Gallus gallus ini memiliki ciri morfologi yang
hamir mirip dengan ayam wingki karena Gallus
gallus ini memiliki kekerabatan yang
dekat dengan ayam wingki. Ayam ini termasuk anggota subfilum Vertebrata karena tubuhnya tersusun oleh tulang belakang
(vertebra). Ayam ini merupakan anggota superkelas Tetrapoda dimana anggota
geraknya terdiri dari dua pasang. Ayam ini juga merupakan anggota kelas Aves,
karena dia memiliki ciri tubuh ditutupi oleh bulu dan anggota ekstremitas
anterior termodifikasi menjadi sayap. Ayam ini termasuk anggota ordo Galiformes,
karena paruh yang pendek, bulu dengan cabang bulu (pada bulu ekor), tungkai
panjang yang digunakan untuk berlari dan mengais makanan.
Pada bagian
kepala burung ayam ini terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian lateral
kepala. Mata ini dilengkapi dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah.
Pada bagian kepala ini juga ditemukan adanya rostrum (paruh) yang terbentuk
oleh bagian maxila dan bagian mandibula. Paruhnya ini berwarna coklat yang
merupakan tipe paruh pelubang dan pemecah biji makanan. Pada bagian atas kepala
juga ditemukan jengger berwarma merah.
Pada
anggota gerak anterior termodifikasi menjadi sayap, dan anggota gerak posterior
berupa kaki yang tidak berselaput. Kakinya ini tersusun oleh empat buah jari
yang masing- masing jari memiliki cakar. Kaki ini bagian atas (femur/ paha)
ditutupi oleh bulu sedangkan bagian tibio- fibula ditutupi oleh kulit yang
menanduk dan bersisik. Bagian kaki yang ditutupi oleh sisik ini berwarna abu-
abu kehitaman.
Tubuh
ditutupi oleh bulu. Pada bagian sayap
dan badan tipe bulunya adalah plumae, yang merupakan bulu yang sempurna. Pada
bagian dada dan leher bulunya bertipe bulu plumulae. Tubuh ayam ini seluruhnya ditutui
oleh bulu.
l.
Luphura ignata
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Luphura
Species : Luphura ignata
Deskripsi :
Sempidan
Biru adalah spesies burung yang mempunyai paruh, berdarah panas, dan bereproduksi
dengan cara bertelur.
m. Phasianus colchicus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Phasianus
Species : Phasianus
colchicus
Deskripsi
:
Phasianus colchicus
merupakan burung dari keluarga Phasianidae. Ia
berasal dari Rusia dan telah banyak diperkenalkan di tempat lain sebagai permainan burung. Di bagian dari jangkauan, yaitu di tempat-tempat dimana tidak ada
kerabat terjadi seperti di Eropa (di mana itu naturalisasi), itu hanya dikenal
sebagai "pegar". "Necked Pheasant Ring" adalah nama
kolektif untuk sejumlah subspesies dan persilangan mereka.
n.
Coturnix coturnix
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Aves
Ordo : Galliformes
Familia : Phasianidae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix coturnix
Deskripsi :
Burung puyuh
adalah unggas daratan yang kecil namun gemuk. Mereka pemakan biji-bijian
namun juga pemakan serangga dan mangsa berukuran kecil lainnya. Mereka
bersarang di permukaan tanah, dan berkemampuan untuk lari dan terbang dengan
kecepatan tinggi namun dengan jarak tempuh yang pendek. Beberapa spesies seperti
puyuh jepang adalah migratori dan mampu terbang
untuk jarak yang jauh. Beberapa jenis puyuh diternakkan dalam jumlah besar.
Puyuh jepang diternakkan terutama karena telurnya.
3. Classis Reptilia
a.
Varanus salvator
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Squamata
Familia : Varanidae
Genus : Varanus
Species : Varanus salvator
Deskripsi :
Biawak yang pernah dilaporkan panjang maksimalnya 3 meter, tapi biawak
dewasa pada umumnya hanya mencapai ukuran 1,5 meter. Tubuhnya memiliki band
temporal hitam bertepi kuning yang memanjang ke belakang dari masing-masing
matanya. Lehernya panjang dengan moncong yang juga panjang. Nostril berada di
dekat ujung hidung. Warna biawak umumnya cokelat tua atau kehitaman dengan
bintik-bintik kuning pada sisi ventralnya. Bintik kuning ini akan semakin
berkurang seiring menuanya umur biawak.
Tubuh jantan umumnya lebih besar
dari yang betina, biasanya dua kali dalam massa. Individu jantan akan matang
secara seksual ketika tubuhnya mencapai panjang satu meter sedangkan yang
betina akan matang ketika panjang tubuhnya telah mencapai sekitar 50 cm. Musim
kawin berlangsung dari April hingga Oktober. Namun reproduksi yang sukses
umumnya terjadi pada bulan April, karena testis jantan akan mencapai maksimal
pada bulan itu dan individu betina akan bersikap lebih terbuka. Telur yang
dihasilkan biasanya disimpan di batang kayu yang melapuk.
Perilaku menarik dari biawak mirip
dengan iguana hijau. Ketika biawak merasa sedang diburu (oleh ular besar
misalnya), mereka akan memanjat pohon dengan kaki-kaki mereka yang kuat. Begitu
tiba di atas pohon dan merasa aman, mereka akan berdiam beberapa saat di sana,
tapi bila mereka masih merasa terancam, mreka dapat melompat ke bagian sungai
yang aman.
b. Crocodylus porosus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Familia : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Deskripsi :
Buaya
muara adalah spesies reptil terbesar yang masih hidup hari ini. Buaya jantan
dewasa beratnya dapat mencapai 600-1000 kg dengan panjang sekitar 4,1-5,5
meter. Namun ukurannya dapat mencapai 6 meter dengan berat lebih dari 1300 kg.
Ukuran betina dewasa lebih kecil dari yang jantan. Tubuh betina dewasa hanya
berkisar 2,1-3,5 meter dengan berat 450 kg. Karena hal ini, buaya muara
merupakan reptil dengan dimorfisme seksual yang paling ekstrim. Panjang tubuh
maksimum yang pernah tercatat adalah 9 meter, yakni seekor buaya yang ditemukan
di Teluk Bengal.
Kepala buaya muara ini sangat besar. Buaya muara muda
warnanya kuning pucat dengan garis hitam-hitam dan bintik-bintik pada tubuhnya.
Perubahan warna akan terjadi sampai buaya mencapai dewasa. Warna buaya dewasa
akan menjadi lebih gelap dengan bintik berwarna abu-abu. Permukaan bagian
ventral warnanya putih atau kuning. Buaya muara memiliki rahang yang sangat
kuat dengan tidak kurang 64 gigi.
Buaya betina biasanya mencapai umur
kematangan seksual pada umur 12 tahun sedangkan yang jantan baru matang pada
umur 16 tahun. Buaya betina secara normal menghasilkan telur sekitar 40-60
telur, meskipun dapat mencapai 90 telur. Telur tersebut umumnya dikubur dalam
lumpur. Telur akan menghasilkan individu jantan jika suhu lingkungannya sekitar
31,6oC. Perubahan suhu sedikit saja, naik atau turun akan
menghasillkan individu betina.
Buaya menghabiskan banyak waktunya
untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Jika merasa kepanasan, mereka akan masuk ke
dalam air dengan hanya mata dan lubang hiudng yang berada di permukaan air.
Sedangkan bila merasa kedinginan, mereka akan berbaring di bawah sinar
matahari.
c.
Tomistoma
schlegelli
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Crocodilia
Familia : Crocodylidae
Genus : Tomistoma
Species : Tomistoma schlegelli
Deskripsi :
Buaya senjulong juga dikenal
dengan nama buaya malaya, merupakan buaya air tawar yang moncongnya tipis dan
memanjang. Buaya ini merupakan satu diantara dua spesies yang masih hidup dari
famili Gavialidae. Secara morfologis, buaya ini sebenarnya masuk dalam famili
Crocodilidae, namun studi imunologik terbaru menunjukkan bahwa buaya ini lebih
berkerabat dekat dengan buaya dari famili Gavialidae. Buaya senjulong ini
panjang tubuhnya dapat mencapai 5 hingga 6 meter. Sedangkan betina dewasa panjang
tubuhnya hanya sekitar 2-3 meter.
Buaya senjulong, sebagaimana
buaya pada umumnya menghasilkan telur. Tidak diketahui kapan spesies ini
bertelur ataupun membuat sarang. Buaya betina biasanya melepaskan telur sekitar
30-60 telur yang disimpan dalam gundukan daun kering atau tanah gambut. Setelah
membangun sarangnya, induknya biasanya meninggalkan sarangnya. Hal ini sangat
berbeda dengan spesies buaya yang lain, dimana induknya menjaga anaknya.
Akibatnya, anak yang baru menetas memiliki resiko yang tinggi untuk dimangsa
oleh predator lain seperti harimau, macan tutul atau anjing liar. Buaya muda
yang menetas setelah 90 hari ini dibiarkan berjuang sendiri.
d. Phyton
reticulatus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Reptilia
Ordo : Ophidia
Familia : Phytonidae
Genus : Phyton
Species : Phyton
reticulatus
Deskripsi :
Python reticulatus, juga dikenal
sebagai (Asiatic) reticulated python
[2]
adalah sebuah spesies dari python yang ditemukan di Asia Tenggara. Hewan
dewasa dapat tumbuh hingga lebih dari 28 kaki (8,7 m) panjang [3]
tetapi biasanya tumbuh rata-rata 10-20 meter. Mereka adalah ular terpanjang di
dunia dan reptil terpanjang, tetapi bukan yang paling banyak dibangun. Seperti
semua ular, mereka constrictors non-berbisa dan biasanya tidak dianggap
membahayakan manusia. Meskipun spesimen besar cukup kuat untuk membunuh seorang
manusia dewasa, serangan hanya kadang-kadang dilaporkan.
Python yang tinggal di hutan hujan, hutan
dan padang rumput di dekatnya. Hal ini juga terkait dengan sungai dan ditemukan
di daerah yang dekat sungai dan danau.
Python yang tinggal di hutan hujan, hutan
dan padang rumput di dekatnya. Hal ini juga terkait dengan sungai dan ditemukan
di daerah yang dekat sungai dan danau. Ia juga seorang perenang yang sangat baik, bahkan
sudah dilaporkan jauh di laut dan telah terjajah akibatnya banyak pulau kecil
berada dalam jangkauan. Selama tahun-tahun awal abad kedua puluh dikatakan
telah umum bahkan di bagian sibuk Bangkok , kadang-kadang makan binatang peliharaan.
4.
Superclassis
Pisces
a.
Paracheirodon
innesi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Familia : Characidae
Genus : Paracheirodon
Species : Paracheirodon innesi
Deskripsi :
Ikan
ini dicirikan oleh sebuah warna-warni di
sepanjang garis biru horizontal setiap sisi
ikan dari hidung
ke dasar sirip
adiposa, dan garis
warna-warni merah yang dimulai pada
tengah tubuh dan
posterior meluas ke
bagian bawah sirip ekor . Kebanyakan,
jika tidak semua,
akan mengembangkan kemilau hijau zaitun
lapisan punggung mereka.
Ikan itu benar-benar transparan (termasuk sirip)
kecuali untuk tanda-tanda
tersebut. Selama malam,
perak menjadi biru
dan merah sebagai
ikan terletak-itu
mengaktifkan kembali setelah menjadi aktif di pagi
hari. Ini tumbuh menjadi sekitar 3 cm
(1.2 in) panjang
keseluruhan. Dimorfisme seksual
adalah sedikit, betina
memiliki perut yang
sedikit lebih besar, dan membungkuk warni daripada
garis lurus stripe
sang jantan.
Neon tetras dianggap mudah
untuk tetap dalam akuarium komunitas yang setidaknya 60 cm (24 inci), dengan pH 6,0-7,8 dan KH dari 1,0-2,0. Namun, mereka akan mati jika trauma dengan perubahan dramatis untuk lingkungan mereka. Mereka cenderung pemalu dan, karena ukurannya yang kecil, tidak harus disimpan dengan ikan besar atau agresif yang mungkin menggertak atau hanya memakannya. Campuran ikan yang baik dalam akuarium jenis lain tetras, seperti tetra aneh-hidung, tetra kardinal, dan tetra glowlight, dan ikan masyarakat lainnya yang hidup baik dalam kondisi air Tetra ideal. Tingkat menengah pengumpan, mereka terbaik disimpan di sekolah-sekolah dari enam atau lebih, dengan
dampak shoaling ketika mereka bergerak di sekeliling tangki. Mereka kawanan alami di alam liar dan karena itu lebih
bahagia, lebih berwarna cerah, dan lebih aktif ketika disimpan sebagai kawanan sebagai lawan tunggal dan merasa lebih aman. Warna warni yang mereka dan garis bisa menjadi
remang-remang di malam hari, dan dapat dilakukan
tanpa terlihat setelah masa kegelapan. Warna juga dapat memudar selama masa stress, seperti intervensi manusia ke dalam tangki. Neons yang terbaik disimpan dalam tangki padat ditanami dengan cahaya tenang dan suhu ideal 74-80 derajat Fahrenheit menyerupai lingkungan
aslinya Amazon.
Untuk berkembang biak Neon tetras, tempat sepasang spesies dalam tangki pembiakan tanpa cahaya, dan secara
bertahap meningkatkan pencahayaan hingga pemijahan terjadi. Induser lainnya termasuk larva nyamuk dan kekerasan kurang dari 4 derajat. Beberapa juga menyarankan membiarkan tingkat kenaikan nitrat, kemudian melakukan perubahan air setidaknya 50% untuk mensimulasikan hujan segar tetras dapatkan di habitat alami mereka, Amazon. Disarankan bahwa semua yang
Anda tempat di akuarium disterilkan, serta bagian atas akuarium. Karena orang
dewasa akan sering makan goreng yang baru menetas, yang terbaik adalah menghapusnya segera
setelah telur telah dibentangkan. Telur yang sangat sensitif terhadap cahaya. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam setelah bertelur. Fry bisa diberi makan infusoria, terutama rotifera dan
kuning telur selama 1 sampai 4 minggu, diikuti oleh nauplii udang air garam, dicukur hati sapi, dan diet dirumuskan. Fry akan mencapai warna dewasa mereka di sekitar satu bulan usia. Orang dewasa dapat bertelur setiap dua minggu.
b. Amphilopus
trimachulatus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichlidae
Genus :Amphilopus
Species : Amphilopus
trimachulatus
Deskripsi :
Luo
han pertama kali muncul di Malaysia sekitar tahun 1996-1997. Pada ketika itu ia
dipercayai daripada keturunan Amphilophus trimaculatus.
Setelah beberapa generasi, bentuk ikan ini berubah daripada induk asalnya. Selepas itu penternak ikan mula mengacuk ikan tersebut dengan Blood Parrot yang merupakan hibrid dari C. citrinellum X C. synspilum. Dari hasil kacukan silang inilah lahir baka Luo han yang dikenali masa kini.
Pada awalnya, hasil silangan tersebut tidak diterima secara meluas, tapi setelah dilakukan "penyempurnaan" maka terhasil bentuk dan corak warna yang disukai. Kemudian ikan tersebut diberi nama "Flowerhorn" atau "Luohan". Proses pemilihan dan kacukan terus berlangsung sehingga dihasilkan pelbagai jenis Luo Han dengan beraneka warna dan corak.
c. Trichogaster trichopterus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Osphronemidae
Genus : Trichogaster
Species : Trichogaster trichopterus
Deskripsi :
Ikan sepat
dahlia yang bertubuh pipih dan bermoncong runcing sempit, panjang total hingga
120mm. Perak buram kebiruan
atau kehijauan, dengan beberapa pita miring berwarna gelap, serta bercak hitam
masing-masing sebuah pada tengah sisi tubuh dan pada pangkal ekor. Namanya
dalam bahasa Inggris, Three spot gourami, merujuk pada kedua bintik
hitam itu, ditambah dengan mata sebagai bintik yang ketiga. Sirip ekor berlekuk
(berbelah) dangkal, berbintik-bintik.
Warna
tubuh ikan ini amat bervariasi, baik perimbangan terang gelapnya maupun
pola-pola warna tubuhnya. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah
menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi
oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
Sepat
rawa menyebar di Indocina, terutama di lembah Sungai Mekong, dan di Indonesia barat, yakni
di Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Sekitar tahun 1938, sepat ini dimasukkan ke Danau Tondano dan
tempat-tempat lain di Sulawesi.
Ikan
ini hidup di rawa-rawa, danau,
aliran-aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di dataran rendah
termasuk sawah-sawah serta
saluran irigasi. Di saat musim banjir, penyebarannya meluas mengikuti aliran
banjir ini. Sepat rawa memangsa zooplankton, krustasea kecil dan
aneka larva serangga. Pada musim
berbiak, ikan jantan membangun sebuah sarang busa untuk menampung dan
memelihara telur-telur sepat betina, yang dijagainya dengan agresif.
Sepat, sebagaimana kerabat dekatnya yakni tambakan, gurami, betok, dan cupang, tergolong ke dalam anak
bangsa (subordo) Anabantoidei. Kelompok ini dicirikan oleh adanya organ labirin (labyrinth) di ruang insangnya, yang amat berguna untuk
membantu menghirup oksigen langsung dari udara. Adanya labirin ini memungkinkan ikan-ikan tersebut hidup
di tempat-tempat yang miskin oksigen seperti rawa-rawa, sawah dan lain-lain.
Bersama
dengan sepat siam yang bertubuh lebih besar, ikan ini merupakan ikan
konsumsi yang digemari dan cukup penting; meskipun ikan segarnya umumnya hanya
bernilai lokal. Pada musim-musim banjir, ikan sepat sering didapat dalam jumlah
besar dan diasinkan untuk mengawetkannya. Ikan sepat asin merupakan komoditas
penting bagi wilayah-wilayah bersungai besar seperti Jambi. Ikan sepat juga dapat difermentasi menjadi bekasam.
Sepat rawa yang telah diseleksi dalam penangkaran memiliki
aneka pola warna. Ikan ini lebih populer daripada sepat siam dalam
perdagangan ikan hias. Sepat rawa termasuk tahan dan mudah dipelihara dalam
akuarium.
d.
Astronotus ocellatus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichilidae
Genus : Astronotus
Species : Astronotus
ocellatus
Deskripsi :
Bentuk tubuh
oskar mirip mujair atau nila persamaan lain juga pada bentuk sirip dan mulut.
Perbedaan hanya pada warna dasar yaitu warna antara coklat gelap, merah
kekuning-kuningan. Secara keseluruhan ikan nampak berwarna hitam dengan
bercak-bercak kuning keemasan pada punggung, sedang di bawah perut, dibelakang
tutup insang. serta dekat bagian sirip ekor nampak bercak-bercak merah, mulut
besar dan bergerigi. Sirip punggung berbentuk lebar yang ujungnya terletak
berseberangan dengan sirip dada. Bagian belakang sirip punggung maupun sirip
anus berbentuk meruncing dengan ujung agak tumpul. Sirip ekor berbentuk bulat.
Ikan oscar (Astronatus Ocellatus) merupakan jenis ikan air tawar
yang berasal dari sungai Amazon,
Panama,
Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudah tersebar ke seluruh
dunia. Ikan ini sudah dapat dikembangkan di Indonesia.
Ikan oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna tubuhnya
kehitam-hitaman dengan motif batik berwarna kuning kemerahan. Ikan ini
membutuhkan perlakuan khusus pada cara pengembangbiakannya, sehingga agak sulit
untuk dibudidayakan.
Perilaku : Ikan oskar terkenal
sebagai ikan yang tidak mudah kerasan ditempat yang baru. Pemindahan ikan dari
satu tempat ke tempat lain mudah menimbulkan stres dan sering mempercepat
kematian. Ikan oskar termasuk juga ikan yang cerdas. Barangkali karena
kecerdasan itu pulalah yang menjadikannya cenderung bersifat nakal. Ikan oskar
akan cepat mengenali tuannya entah pemilik atau hanya sekedar perawatnya.
Reproduksi : Ikan oskar tidak sulit
dikawinkan dan tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Ikan oskar biasa
dipijahkan pada saat tubuh mencapai ukuran panjang 10 sampai 12 cm. yang
biasanya sudah mencapai kematangan kelamin. Telur menetas setelah 24 hari.
Pakan : Kebiasaan makan setiap oskar
bervariasi. Adapun beberapa ikan yang hanya menyukai dan lahap menyantap pakan
hidup seperti ikan-ikan kecil, udang kali. jentik nyamuk dan jengkerik. Namun
ada di antara ikan-ikan ini yang hanya menyukai makanan tambahan seperti
potongan hati sapi. potongan ikan yang dicacah, kornet dan lain sebagainya.
Habitat : Di
perairan air tawar yang beriklim sedang dengan suhu antara 20 sampai 250c.
e. Scleropages
formosus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Familia : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Species : Scleropages formosus
Deskripsi :
Ikan ini agak bulat, tidak memanjang sangat banyak,
dengan kompresi lateral yang kuat. mulut kecil dan hidung dan kening yang
curam, mirip dengan Discus. Bagian lunak sirip punggung dan dubur panjang dan
menunjuk dan di sirip anal laki-laki mencapai ke tepi bulat sirip (ekor) ekor.
Para Sirip punggung dan sirip dubur lebih pendek pada betina. The Ventral
(sisi) sirip pada kedua jenis kelamin yang memanjang. The Severum dapat
mencapai ukuran hampir delapan inci.
Golden Severum adalah salah satu yang paling tersedia dari Severums. Varietas dari Severum, juga disebut Cichlid Banded, mudah dikenali dan populer dengan aquarists baik pemula dan lanjutan. Mereka datang dalam banyak kombinasi warna yang menarik dan murah, pinjaman mereka referensi lucu sebagai 'diskus orang miskin' itu. Dibandingkan dengan 12 "Discus, lebih
kecil ukuran mereka secara keseluruhan 7" membuat mereka lebih mudah dikelola karena mereka dapat disimpan dalam akuarium lebih kecil.
Mereka memiliki disposisi yang
besar dan perilaku unik yang telah memberikan mereka berikut besar.
The Golden Severum ini cukup sulit untuk merawat, tetapi tidak sesulit Discus. Mereka dapat mudah untuk merawat jika ada perubahan air dilakukan sering. Air lebih lembut lebih disukai dan memiliki tutup, karena mereka akan melompat jika takut. Sebuah dekorasi yang akan memungkinkan 'alami' divisi di wilayah juga akan digunakan sebagai media pemijahan. Sertakan batu bersama dengan potongan-potongan kayu apung tenggelam. Mereka menikmati akuarium padat ditanam. Tanaman Floating adalah pilihan "hang out" tempat untuk ikan ini. Hanya dedikasi sedikit akan menuai hasil yang menyenangkan dari ikan ini. Jika kualitas air diabaikan, karena dengan semua penyakit, Cichlids dan kematian dapat terjadi.
The Golden Severum ini cukup sulit untuk merawat, tetapi tidak sesulit Discus. Mereka dapat mudah untuk merawat jika ada perubahan air dilakukan sering. Air lebih lembut lebih disukai dan memiliki tutup, karena mereka akan melompat jika takut. Sebuah dekorasi yang akan memungkinkan 'alami' divisi di wilayah juga akan digunakan sebagai media pemijahan. Sertakan batu bersama dengan potongan-potongan kayu apung tenggelam. Mereka menikmati akuarium padat ditanam. Tanaman Floating adalah pilihan "hang out" tempat untuk ikan ini. Hanya dedikasi sedikit akan menuai hasil yang menyenangkan dari ikan ini. Jika kualitas air diabaikan, karena dengan semua penyakit, Cichlids dan kematian dapat terjadi.
Severum, seperti Discus, adalah ikan bertubuh tinggi dan lateral dikompresi. Warna latar belakang hijau dengan perut yang sedang berwarna emas lebih kekuningan. Ada delapan band vertikal hitam sepanjang sisi dalam remaja dan spesimen yang lebih muda yang menjadi kurang jelas pada orang dewasa.
Band-band ini memunculkan nama umum mereka 'Banded Cichlid'. Mereka memiliki 'sikap' yang menarik memberi mereka penampilan tampak dari selalu melihat ke atas. Beberapa warna telah diproduksi oleh pemuliaan tangki seperti coklat, emas hijau,, dan pirus. Golden Severum adalah tawanan dibesarkan warna morph dari Severum atau Banded Cichlid. Mereka memiliki tubuh berbentuk oval yang mendalam tetapi dalam warna kuning pucat. Sirip dubur mereka, panggul dan dada semua kuning, sedangkan ekor dan sirip punggung cenderung menjadi putih dengan bintik kuning. Mata mereka berwarna kuning juga.
Semua berbagi Cichlids fitur umum bahwa beberapa ikan laut seperti ikan keling dan kakatua punya dan itu adalah yang dikembangkan dengan baik faring set gigi yang ada di tenggorokan, bersama dengan gigi reguler mereka. Cichlids memiliki sinar berduri di bagian belakang sirip anal, punggung, dada, dan perut untuk membantu mencegah predator. Bagian depan dari sirip yang lembut dan sempurna untuk posisi yang tepat dan gerakan mudah di dalam air sebagai lawan berenang cepat. Cichlids memiliki satu lubang hidung pada setiap sisi sedangkan ikan lain memiliki 2 set. Untuk rasa "bau" di air, mereka menyedot air dan mengeluarkan air segera kembali keluar setelah "sampel" untuk waktu yang singkat atau lebih, tergantung pada seberapa banyak cichlid perlu "bau" air. Fitur ini juga dimiliki oleh betok laut dan Cichlids dianggap berkaitan erat.
Semua berbagi Cichlids fitur umum bahwa beberapa ikan laut seperti ikan keling dan kakatua punya dan itu adalah yang dikembangkan dengan baik faring set gigi yang ada di tenggorokan, bersama dengan gigi reguler mereka. Cichlids memiliki sinar berduri di bagian belakang sirip anal, punggung, dada, dan perut untuk membantu mencegah predator. Bagian depan dari sirip yang lembut dan sempurna untuk posisi yang tepat dan gerakan mudah di dalam air sebagai lawan berenang cepat. Cichlids memiliki satu lubang hidung pada setiap sisi sedangkan ikan lain memiliki 2 set. Untuk rasa "bau" di air, mereka menyedot air dan mengeluarkan air segera kembali keluar setelah "sampel" untuk waktu yang singkat atau lebih, tergantung pada seberapa banyak cichlid perlu "bau" air. Fitur ini juga dimiliki oleh betok laut dan Cichlids dianggap berkaitan erat.
f. Melano jacnia
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichlidae
Genus : Melano
Species : Melano jacnia
Deskripsi :
Ikan Rainbow
merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini
juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal
yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby
Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan
warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun,
dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan
menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk
kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas
7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak
semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 -
7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air,
cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama
pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan
penggantian air + 1 minggu 1 kali
g. Notopterus
chitala
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Familia : Notopteridae
Genus : Notopterus
Species : Notopterus
chitala
Deskripsi :
Awalnya belida
tersebar di kawasan Asia Tenggara dan India. Di Indonesia belida hidup di
anak-anak sungai besar yang bersebelahan dengan daerah rawa di Sumatera, Kalimantan,
dan Jawa terutama Jawa Barat.
Dibandingkan ikan lain, belida lebih sulit
berkembang. Di samping lebih sedikit memproduksi telur, ikan ini memiliki
banyak musuh seperti ikan gabus, ular, dan biawak.
Ada dua jenis
belida bangkok yang beredar di pasaran. Satu berwarna abu-abu keperakan,
lainnya albino. Keduanya memiliki belang hitam dengan garis tepian putih.
h. Serrasalmus
sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Familia : Serrasalmidae
Genus : Serrasalmus
Species : Serrasalmus sp.
Deskripsi :
Ikan
ini terkenal sangat ganas, agresif
dan pemakan daging. Banyak terdapat di sepanjang batang Sungai Amazone.
Kebanyakan
mengalir dalam batang sungai itu di sepanjang daerah Brazilia dan Venezuela.
Banyak jenisnya. Yang paling agresif ialah yangberukuran sedang. Rata-rata
beratnya antara 600 sampai 700 gram. Ada juga yang satu kg, tetapi jarang. Bahkan ada yang besar dan
beratnya sampai 5 kg. Tetapi yang paling terkenal ganas dan agresifnya adalah
yang berbadan sedang antara 600 sampai 700 gram itu.
Ikan
piranha lainnya dari ikan jenis lain memiliki
gigi runcing dan tajam, ada
kemiripan dengan gigi ikan hiu. Badan bagian bawahnya berwarna merah dan ada
yang berjenis bermata-merah.
Ikan
piranha ini yang termasuk jenis agresif dan ganas ini biasanya bergerombolan dan apabila sudah mendapatkan mangsa semakin banyak berkumpul, tampak seperti gumpalan ikan sarden atau
ikan teri menghitam.
Apa
saja disambar dan secepat kilat diterkamnya. Pada tahun 1930-an ada beberapa
rombongan ekspedisi yang sengaja menyelidki tingkah-laku ikan piranha ini.
Dalam
percobaan mereka menjatuhkan seekor
kambing yang sengaja sedikit dilukai buat memancing bau dan warna darah bagi
piranha. Dan segera ratusan piranha menerkam dan merobek-robek daging kambing
itu.
Tak
sampai satu jam, kambing
tersebut hanya tinggal kerangka tulangnya saja. Ada lagi rombongan sapi yang menyeberangi sungai, lalu ada seekor sapi yang terluka
kakinya. Dan darah sapi tersebut memancing bau yang sangat diincar oleh
piranha. Dan piranha yang sangat ganas itu bagaikan gelombang yang sangat rebut, lompat-melompat merobek daging
sapi itu.
Dan
dalam beberapa puluh menit saja, seekor
sapi yang besar itu segera menjadi kerangka tulang yang dagingnya sudah hilang
semua.
Sebaliknya
penduduk Indian yang berdiam sepanjang batang sungai Amazone baik yang di Brazilia
maupun yang di Venezuela sering menangkap piranha ini atau sengaja memancing
atau menombak dan memburu piranha.
Apabila
ada ikan piranha terkena pukat atau jala atau mata pancing, segera piranha itu diketok atau dipukul
kepalanya agar segera mati. Sebab piranha sangat berbahaya. Sedangkan ikan
lainnya tidak diperlalukan begitu. Hanya khusus bagi ikan piranha yang ganas
dan buas itu.
Biasanya
apabila ada rombongan atau
gerombolan piranha yang menyemut banyaknya nelayan
sepanjang sungai Amazone itu menghindarinya. Lebih baik tidak "mengadakan
kontak" dengan para pengganas dan perompak-daging itu.
Ikan
piranha terkenal ikan yang enak dagingnya. Ikan yang banyak tulangnya termasuk
piranha ini adalah termasuk yang enak dan lezat dagingnya.
Ini
bagi masarakat yang sudah masuk menu restoran. Bagi rakyat biasa cukup
dipanggang biasa saja. Beberapa
negara melarang mengimpor dan memasukkan ikan ini, termasuk Indonesia. Sebab ikan piranha ini termasuk ikan perusak
dan pemakan ikan lainnya.
Bentuk
perawakan piranha tidaklah sebagus ikan hias lainnya. Tetapi piranha bentuknya
anggun, gagah, kukuh. Sedikit seperti ikan bawal atau
ikan dorade atau ikan bulat.
i.
Apteronotus albifrons
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Gymnotiformes
Familia : Apteronotidae
Genus : Apteronotus
Species : Apteronotus albifrons
Deskripsi :
Black
Ghost atau Apteronotus albifrons adalah ikan asal
sungai Amazon, Rio Paraguay, Brazil, Peru, Ekuador, Venezuela dan
Guyana. Ikan ini merupakan ikan pendamai.
Ukurannya bisa mencapai 50 cm dengan panjang rata-rata sekitar 35
cm. Bentuk tubuhnya pipih memanjang dengan warna tubuh
hitam dan berbercak putih atau kuning dibagian ekornya. Berdasarkan
bentuk tubuhnya tersebut Black Ghost digolongkan kedalam ikan pisau
(Knifefishes), yaitu gologan ikan berbentuk menyerupai pisau yang
melebar di bagian kepala dan badan kemudian meruncing dibagian
perut.
Black Ghost juga digolongkan
kedalam "electric fishes", ikan yang mampu menghasilkan listrik.
Ikan ini digolongkan dalam ikan penghasil listrik lemah (< 1V/cm) dengan
frekwensi medan listrik antara 0.1 - 10 kHz. Listrik ini digunakan untuk
mengenali objek disekitarnya dan untuk berkomunikasi dengan ikan listrik
lainnya. Sering disarankan agar Black Ghost tidak dipelihara lebih dari 2
ekor dalam satu tempat, atau dicampur dengan ikan penghasil listrik
lainnya seperti, ikan gajah (Gnathonemus elephas, atau Gnathonemus
petersii), karena hal ini diduga akan dapat saling mengganggu "sistem
radar dan sistem navigasi" yang mereka miliki. Black
Ghost diketahui sering juga memancarkan listriknya untuk mengejutkan ikan
lain yang mencoba mendekati dan "mengisengi" ekornya karena
disangka sebagai mangsa.
Black Ghost hidup pada selang
suhu 23 - 28 °C , pH 6. 5 - 7.5, dan kesadahan GH 5 - 15 (lunak).
Meskipun demikian secara umum Black Ghost dapat hidup pada berbagai
kondisi air yang bervariasi.
Black Ghost merupakan
karnivora, makanan utamanya adalah pakan hidup, terutama cacing
rambut. Cacing dapat pula diberikan dalam bentuk beku. Sampai tahap
tertentu dapat pula menerima pakan kering.
Secara umum Black Ghost
merupakan ikan pemalu dan dianjurkan untuk dipelihara dalam akuarium gelap
dengan banyak tempat persembunyian seperti akar, kayu, atau bebatuan.
Dianjurkan pula untuk memberikan dasar berpasir halus dengan banyak tanaman.
Black Ghost termasuk salah satu
ikan yang berhasil diternakan dalam akuarium. Ikan ini tergolong egg
layer. Dalam proses breeding sering disiapkan batu, batang pohon
pakis, atau lembaran keramik sebagai sarana untuk penempelan telur
mereka.
Perbandingan induk betina dan
jantan untuk keperluan breeding adalah 2 : 1. Breeding dapat diakukan secara
masalnya, misalnya dengan menempatkan 10 ekor induk betina dengan 5 ekor induk
jantan pada satu akuarium. Ikan jantan dan betina dapat dibedakan dengan
membandingkan jarak mulut ke tutup insang. Ikan jantan pada umumnya akan
memiliki jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Selain
itu, ikan jantan pada umumnya mempunyai bentuk tubuh lebih langsing
dibandingkan dengan induk betina yang biasanya berperut gendut. Ikan ini
biasanya sudah akan matang telur setelah berusia 1 tahun atau setelah mencapai
panjang tubuh sekitar 15 cm.
Akuarium breeding biasanya dibuat
relatif gelap, hal ini dapat dilakukan dengan menutup akuarium yang
bersangkutan dari gangguan sinar. Pemijahan Black host terjadi pada malam
hari. Apabila pemijahan telah terjadi, maka menjelang pagi hari, disarankan
untuk segara mengeluarkan media penempelan telur dari dalam akuarium pemijahan
dan memindahkannya kedalam akuarium penetasan untuk menghindari
telur-telur tersebut dimangsa oleh induknya. Telur yang
dihasilkan bisa mencapai 200 butir setiap hari.
Telur pada umumnya akan menetas
setelah tiga hari. Pada hari kesepuluh burayak sudah bisa diberi naupli
Artemia. Selanjutnya setalah burayak beruaia 14 -16 hari
sudah dapat diberi pakan lain seperti cacing rambut. Dalam waktu 2 bulan,
umumnya burayak sudah akan bisa mencapai ukuran 5 cm (2 inchi).
Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di
malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka
bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar
sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak
menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke
atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.
j.
Datnioides microlepis
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Datnioididae
Genus : Datnioides
Species : Datnioides microlepis
Deskripsi :
Memiliki tubuh terdalam dari setiap jenis
Coius, 2,1-2,4 kali dalam SL. Spesimen dari Asia Tenggara daratan selalu dengan
lima bar penuh, spesimen dari Kalimantan dengan 6-7 bar, semua biasanya terus
di permukaan bagian bawah tubuh. Pertama memperluas bar yang tak terputus dan
tak berkurang di operkulum dan ke daerah dada, dan terus melintasi permukaan
ventral tubuh, sebuah tanda hitam didefinisikan dengan baik di bagian bawah
tubuh segera depan dasar sirip perut (tidak hadir dalam Coius lainnya).
Sebagian bar hampir selalu absen. Bercabang punggung jari 14-18; sinar dubur
bercabang 9-11, biasanya 10
Mendiami
air tawar sungai, danau dan waduk,
sering mengunjungi daerah-daerah dengan banyak cabang
terendam, seperti hutan banjir. Ikan dewasa
memakan udang kecil,
goreng ikan dan
ikan kecil sementara orang muda mengambil
zooplankton.Juga feed
pada kepiting, cacing
dan larva serangga
dan tanaman. Makanan
ikan yang dipasarkan
segar dan sering
terlihat di dalam akuarium perdagangan
k. Amphiprion
percula
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Pomacentridae
Genus : Amphipiron
Species : Amphiprion
percula
Deskripsi :
Amphiprion percula adalah ikan akuarium.
Seperti clownfish lainnya (juga disebut ikan anemon), sering tinggal di
asosiasi dengan anemon laut. percula A.
dikaitkan khusus dengan Heteractis magnifica dan Stichodactyla gigantea, dan
sebagai larva menggunakan isyarat kimia dilepaskan dari anemon untuk
mengidentifikasi dan menemukan spesies inang yang tepat untuk menggunakannya
untuk tempat tinggal dan perlindungan. Hal ini menyebabkan pemilihan
preferensial ketika menemukan spesies anemon mereka tuan rumah. Meskipun
populer, mempertahankan spesies ini di penangkaran adalah agak rumit. Great
Barrier Reef Marine Park Authority mengatur jumlah koleksi izin yang
dikeluarkan untuk pedagang ikan akuarium yang mencari ini, dan ikan tropis
lainnya di Great Barrier Reef Marine Park. The commensalism antara ikan anemon
dan anemon tergantung pada kehadiran ikan gambar ikan lain ke anemon, di mana
mereka disengat oleh tentakel berbisa tersebut. anemon ikan membantu dengan
memberikan perlindungan dari predator, yang meliputi bintang mengular, ikan
keling, dan lainnya betok, dan ikan membantu anemon dengan makan itu,
meningkatkan oksigenasi, dan menghapus materi limbah dari tuan rumah. Ada
berbagai macam hipotesis tentang kemampuan ikan untuk hidup dalam anemon tanpa
dirugikan. Satu studi dilakukan di Marineland di Pasifik oleh Dr Demorest
Davenport dan Dr Kenneth Noris pada tahun 1958 menunjukkan bahwa lendir yang
dikeluarkan oleh ikan anemon mencegah anemon dari pemakaian nematocysts
mematikan yang menyengat. Sebuah Hipotesis kedua adalah bahwa percula A. telah
memperoleh kekebalan terhadap racun dari anemon laut, dan telah terbukti secara
eksperimental untuk menjadi kombinasi keduanya. Ikan feed pada ganggang,
zooplankton, cacing, dan krustasea kecil.
The Percula Amphiron dapat
tumbuh menjadi 11cm panjangnya, tetapi
berada pada rata-rata 8cm, dan dapat diakui oleh tiga garis putih di seluruh tubuh oranye cerah, dengan tidak ada perbedaan warna antara jenis
kelamin. Bar putih anterior ditempatkan tepat di belakang mata; bar tengah berjalan lurus di tengah ikan, dan bar posterior terjadi di dekat sirip ekor. Sebuah tonjolan memproyeksikan anterior juga ada pada baris tengah. Selain warna putih, hitam merayap menguraikan setiap sirip dengan berbagai ketebalan. Spesies ini bisa salah untuk spesies yang sama clownfishes, A. ocellaris. Hal ini dikenal sebagai clownfish ocellaris dan kadang-kadang disebut sebagai "clownfish percula palsu"atau
"clownfish umum" karena warna yang sama dan pola. The "termudah" cara untuk membedakan kedua jenis adalah
kenyataan bahwa percula A. memiliki 10 duri pada sirip punggung pertama
dan A. ocellaris memiliki 11, yang merupakan perbedaan lebih bisa diandalkan daripada pola warna. The Oscellaris A. tidak memiliki tebal hitam merayap menguraikan sirip.
l.
Metynnis hypsauchen
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Characiformes
Familia : Characidae
Genus : Metynnis
Species : Metynnis hypsauchen
Deskripsi :
Metynnis
hypsauchen berasal dari Sungai Amazon, Amerika Selatan. Sifatnya cenderung
herbivore. Tubuhnya berwarna keperakan dan sangat aktif bergerak. Ikan ini
sangat digemari pecinta ikan hias sehingga permintaannya tinggi. Silver Dolar
juga disebut piranha imitator karena bentuk tubuhnya seperti piranha.
Ikan ini sangat senang hidup di lingkungan perairan yang teduh dan tidak terlalu. terang. Suhu optimalnya sedang, antara 25-28° C. Keasaman air optimal sekitar 6,5-7,0 dengan kekerasan sekitar 10° dH. Antara jantan dan betina sangat mudah dibedakan. Jantannya lebih langsing dan ditandai dengan warna yang sedikit kemerahan pada sirip perut. Pada betina, warna sirip perut lebih merah. Selain itu, bentuk sirip jantan agak segi tiga membulat, sedangkan betina tumpul lurus.
Ikan ini sangat senang hidup di lingkungan perairan yang teduh dan tidak terlalu. terang. Suhu optimalnya sedang, antara 25-28° C. Keasaman air optimal sekitar 6,5-7,0 dengan kekerasan sekitar 10° dH. Antara jantan dan betina sangat mudah dibedakan. Jantannya lebih langsing dan ditandai dengan warna yang sedikit kemerahan pada sirip perut. Pada betina, warna sirip perut lebih merah. Selain itu, bentuk sirip jantan agak segi tiga membulat, sedangkan betina tumpul lurus.
m. Carassius
auratus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Familia : Cyprinidae
Genus : Carassius
Species : Carassius
auratus
Deskripsi :
Ikan ini merupakan ikan air tawar dalam keluarga Cyprinidae Cypriniformes pesanan. Itu adalah salah
satu ikan paling awal untuk dijinakkan, dan merupakan salah satu ikan akuarium paling sering disimpan. Seorang anggota yang relatif
kecil dari keluarga ikan
mas (yang juga termasuk ikan mas koi dan ikan mas crucian), ikan mas adalah versi peliharaan dari ikan mas yang kurang-warna-warni
(Carassius auratus) berasal dari Asia timur. Ini pertama kali
dijinakkan di Cina lebih dari seribu tahun yang lalu, dan beberapa keturunan yang
berbeda sejak dikembangkan.
Goldfish breeds sangat
bervariasi dalam ukuran, bentuk tubuh, konfigurasi sirip dan warna (berbagai
kombinasi oranye putih, kuning,, merah, coklat, dan hitam diketahui).
Ikan mas adalah ikan kolam
populer, karena mereka kecil, murah, penuh warna, dan sangat kuat. Dalam
sebuah kolam renang atau taman air, mereka bahkan dapat bertahan hidup untuk
jangka waktu yang singkat jika es terbentuk pada permukaan, selama ada cukup
oksigen tersisa di air dan kolam tidak membeku padat. ikan mas Common,
London dan shubunkins Bristol, jikin, wakin, komet dan beberapa ikan mas ekor
kipas lebih keras dapat disimpan dalam kolam sepanjang tahun di daerah beriklim
sedang dan subtropis. Moor, veiltail, oranda dan Lionhead dapat disimpan dengan
aman di kolam renang hanya di musim panas, dan dalam iklim tropis lebih. Kolam besar kecil sampai kedalaman baik-baik saja
meskipun harus minimal 80 cm (31.5 in) untuk menghindari pembekuan. Selama
musim dingin, ikan mas menjadi lamban, berhenti makan, dan sering tinggal di
dasar kolam. Ini benar-benar normal, mereka menjadi aktif lagi di musim semi.
Filter ini penting untuk membersihkan sampah dan menjaga kolam bersih. Tanaman sangat penting karena mereka bertindak sebagai
bagian dari sistem filtrasi, serta sebagai sumber makanan bagi ikan. Tanaman
lebih menguntungkan karena mereka meningkatkan kadar oksigen di dalam air.
ikan ini diklasifikasikan sebagai ikan
Coldwater, dan dapat hidup dalam akuarium tidak dipanaskan pada suhu yang
nyaman bagi manusia. Namun, perubahan suhu yang cepat (misalnya di gedung
perkantoran di musim dingin ketika panas dimatikan di malam hari) dapat
membunuh mereka, terutama jika tangki kecil. Perawatan juga harus diambil saat
menambahkan air, karena air yang baru mungkin suhu yang berbeda. Suhu di bawah
sekitar 10 ° C (50 ° F) yang berbahaya untuk varietas mewah, meskipun commons
dan komet dapat bertahan suhu sedikit lebih rendah. Sangat suhu tinggi (di atas
30 ° C (86 ° F) juga dapat membahayakan ikan mas. Namun, suhu yang lebih tinggi
dapat membantu melawan infestasi protozoa dengan mempercepat hidup
parasit-siklus-sehingga menghilangkan lebih cepat. Suhu optimum untuk ikan mas
adalah antara 20 ° C (68 ° F) dan 22 ° C (72 ° F).
n. Mastacembelus frythrotaenic
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Actinopterygii
Ordo : Synbranchiformes
Familia : Mastacembelidae
Genus : Mastacembelus
Species : Mastacembelus
frythrotaenic
Deskripsi :
Belut api merupakan ikan yang sangat memanjang (bukan belut benar) dengan menunjuk moncong yang khas dan mulut underslung. Tubuh lateral dikompresi, terutama yang ketiga belakang, di mana rata karena bergabung dengan sirip ekor dan membentuk ekor diperpanjang. Ini adalah bagian dari kelompok yang disebut ikan belut berduri yang juga mencakup Tire Track dan belut Merak. Kelompok ini mendapat "berduri" bagian dari nama umum dari duri punggung banyak kecil yang mendahului sirip punggung. Mewarnai Dasar belut kebakaran berwarna coklat tua / abu-abu, sedangkan perut umumnya warna yang
lebih ringan dengan warna yang sama. Pola bervariasi oleh individu. Biasanya beberapa garis lateral merah terang dan
bintik-bintik tanda tubuh. Tanda-tanda merah bervariasi dalam intensitas, tergantung pada usia dan kondisi individu. Biasanya tanda-tanda berwarna kuning / amber pada ikan muda, berubah menjadi merah tua pada yang lebih besar. Seringkali sirip dubur, dada, dan punggung memiliki tepi merah.
Belut api bisa tumbuh hingga ukuran yang sangat besar di alam bebas dengan spesimen sering melebihi 1,2 meter (4 kaki) panjang. Namun, karena faktor pembatas dalam lingkungan penangkaran mereka biasanya mencapai maksimum sekitar 55 cm (21,7 in) bahkan di akuarium sangat besar.
Belut api bisa tumbuh hingga ukuran yang sangat besar di alam bebas dengan spesimen sering melebihi 1,2 meter (4 kaki) panjang. Namun, karena faktor pembatas dalam lingkungan penangkaran mereka biasanya mencapai maksimum sekitar 55 cm (21,7 in) bahkan di akuarium sangat besar.
Ikan umumnya beradaptasi sangat baik untuk sebuah akuarium komunitas. Spesimen kecil sampai sekitar 15 sentimeter (5,9) dapat disimpan dalam tangki berukuran 60 cm (23,6 in) 75 liter (20 US gal) (sekalipun sifat menggali mereka berarti bahwa
mereka bisa mencabut tanaman dan bogwood bergerak dll).
Ikan yang lebih besar memerlukan tank tidak
proporsional lebih besar dan sahabat mereka
harus ukuran sepadan untuk mencegah predator berapi-api. Mereka
memiliki kecenderungan untuk bertarung dengan ikan lain dari spesies
yang sama.
Belut Api yang cerdas. Mereka cepat belajar untuk mengenali menggembalakan mereka dan bahkan siap menerima makanan dari tangan. Air harus 25-27 ° C (77-81 ° F) dengan APH dari 6-7,5. Sebuah sedikit garam disambut tapi tidak penting.
Ikan ini hanya memakan makhluk hidup, termasuk tubifex, ikan, udang air garam, mosquitolarvae, bloodworms, kerang dll.
Belut Api yang cerdas. Mereka cepat belajar untuk mengenali menggembalakan mereka dan bahkan siap menerima makanan dari tangan. Air harus 25-27 ° C (77-81 ° F) dengan APH dari 6-7,5. Sebuah sedikit garam disambut tapi tidak penting.
Ikan ini hanya memakan makhluk hidup, termasuk tubifex, ikan, udang air garam, mosquitolarvae, bloodworms, kerang dll.
- TABEL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Taman Marga Satwa
Kinantan, Bukittinggi, 12 Desember 2010 ditemukan beberapa spesies dari
berbagai kelas pada subphylum Vertebrata. Namun kami tidak menemukan satu
spesies pun dari classis Amphibia pada kuliah lapangan ini. Nama-nama spesies
yang ditemukan adalah sebagai berikut :
No.
|
Classis
/Superclassis
|
Jumlah
|
Genus
|
Spesies
|
1.
|
Pisces
|
14
|
Paracheirodon
Amphilopus
Trichogaster
Astronotus
Scleropages
Melano
Notopterus
Serrasalmus
Apteronotus
Datnoides
Amphiprion
Metynnis
Carassius
Mastacembelus
|
Paracheirodon innesi
Amphilopus trimachulatus
Trichogaster trichopterus
Astronotus ocellatus
Scleropages formosus
Melano jacnia
Notopterus chitala
Serrasalmus sp.
Apteronotus albifrons
Datnioides microlepis
Amphiprion percula
Metynnis hypsauchen
Carassius auratus
Mastacembelus frythrotaenic
|
2.
|
Reptilia
|
4
|
Varanus
Crocodilus
Tomistoma
Phyton
|
Varanus salvator
Crocodilus porosus
Tomistoma schlegelli
Phyton reticulatus
|
3.
|
Aves
|
14
|
Argusianus
Luphura
Phasianus
Pavo
Porphyrio
Eclectus
Gallus
Numida
Syrmaticus
Pelecanus
Cygnus
Coturnix
|
Argusianus argus
Luphura ignata
Phasianus colchicus
Pavo cristata
Pavo muticus
Porphyrio porphyrio
Eclectus roratus
Gallus domestica
Gallus gallus
Numida meleagris
Syrmaticus rvessi
Pelecanus conspicillatus
Cygnus olor
Coturnix coturnix
|
4.
|
Mammalia
|
18
|
Cervus
Axis
Camelus
Thylogale
Elephas
Arctitis
Tapirus
Sus
Helarctus
Nycticebus
Hylobates
Macaca
Pongo
Hystrix
Lepus
Neofelis
Capra
Panthera
|
Cervus unicolor
Axis axis
Camelus dromedarius
Thylogale bruijni
Elephas maximus
Arcitis bintorong
Tapirus indicus
Sus scrofa
Helarctus malayanus
Nycticebus coucang
Hylobates syndactylus
Macaca pangensis
Pongo pygmaeus
Hystrix javanicus
Lepus nigricollis
Neofelis nebulosa
Capra aegagrus
Panthera tigris
|
TOTAL
|
58
|
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
1.
Pisces adalah hewan yang hidup di perairan, memilik tubuh
yang bersisik dan licin untuk pergerakan di dalam air. Hewan ini memiliki
bentuk tubuh yang bervariasi, ada yang memanjang, seperti torpedo, pipih, dan
sebagainya. Hewan ini bernapas dengan insang.
2.
Reptilia adalah hewan melata yang sebagian besar tubuhnya
ditutupi oleh zat tanduk yang keras dan kuat, ada yang hidup di perairan dan
ada juga yang hidup di darat. Hewan ini juga memiliki bentuk tubuh yang
bervariasi, ada yang memanjang, silindris, dan sebagainya. Hewan ini bernapas
dengan paru-paru
3.
Aves adalah hewan yang sebagian besar tubuhnya ditutupi
oleh bulu-bulu yang bentuknya berbeda-beda dan memiliki corak warna yang
menarik, memiliki bentuk paruh yang disesuaikan dengan makanannya. Hewan ini
ada yang memiliki sayap pada ekstremitas anterior sebagai alat untuk terbang,
sedangkan ekstremitas posterior berupa kaki yang juga disesuaikan dengan
fungsinya. Memiliki bentuk tubuh yang bermacam-macam pula, dan bernapas dengan
paru-paru.
4.
Mammalia adalah hewan menyusui (memiliki kelenjar
mamae), sebagian besar tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambut yang strukturnya
berbeda dengan bulu pada Aves. Memiliki bentuk tubuh yang bervariasi, dan
bernapas dengan paru-paru.
- SARAN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar